REPUBLIKA.CO.ID,PEKALONGAN--Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Pekalongan, Jawa Tengah Anies Sungkar menyatakan pertumbuhan industri tekstil selama 2011 mengalami lesu jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Lesunya pertumbuhan produk kerajinan batik ini karena para pengusaha dihadapkan faktor kenaikan harga bahan baku sehingga mereka kelimpungan meningkatkan produksinya," kata Anies Sungkar di Pekalongan, Rabu.
Menurut dia, kelesuan pabrik tekstil terjadi sejak Maret 2011 sehingga pengusaha memilih menunggu situasi harga bahan baku turun daripada melangsungkan usahanya.
Meski tidak mengakibatkan kebangkrutan pada industri tekstil di Pekalongan, katanya, kenaikan harga bahan baku sempat menimbulkan beberapa perusahaan tekstil di kota lain ditutup hingga melakukan ekspansi.
"Jika dibandingkan tahun sebelumnya, impor tekstil dari Pekalongan masih didominasi oleh industri batik sehingga diharapkan pemerintah dan perbankan bisa memfasilitasi industri kecil bisa lebih berkembang," katanya.
Sementara itu, hujan yang terus mengguyur Kota Pekalongan beberapa hari terakhir mengakibatkan sejumlah industri rumah tangga tekstil "printing" kelimpungan.
Seorang perajin batik setempat Rohmatika mengatakan, saat ini produksi kain "printing" sedang turun karena proses produksi dan kualitas warna batik masih bergantung kepada panas sinar matahari.
"Saat ini, produksi kain 'printing' turun hingga 50 persen sampai 60 persen karena hujan pada beberapa hari terakhir ini terus mengguyur Kota Pekalongan," katanya. Menurut dia, industri kain "printing" akan membutuhkan panas sinar matahari untuk pengeringan pewarnaan.
"Jika kondisi cuaca panas perajin mampu memproduksi 250 kodi per minggu tetapi kini hanya mampu separuhnya saja," katanya.