REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - "Jauhkan sarung sarung tangan Anda dari *** kami!" "Aku cinta vaginaku!" dan beberapa slogan lain memadati Harley Street, London, akhir pekan lalu. Tujuannya, Untuk meningkatkan kesadaran akan peningkatan bedah kosmetik ginekologi yang tengah menjadi trend di Inggris. Pawai, yang diikuti lebih dari 300 pendukung ini diselenggarakan oleh kelompok kampanye Inggris Feminista dan kelompok seniman The Muffia.
Yang menarik, para peserta Muff March -- demikian nama aksi tersebut -- ini berdandan nyentrik. Ada yang memajang reprika rambut bagian intim yang didandani dengan mewah, untuk mengkritik obsesi pornografi dengan menjalani operasi agar rambut kemaluan tak tumbuh lagi. Praktik yang tengah marak di Inggris adalah labiaplasty (pemangkasan atau penghilangan labia) dan peremajaan vagina atau operasi keperawanan yang di Inggris dinamakan "Vagina desainer".
"Hentikan tindakan bodoh hanya demi obsesi porno," teriak seorang demonstran. Aksi mereka menjadi tontonan warga London.
Di AS, bedah kosmetik ginekologi telah menjadi 'industri' baru dengan nilai 6,8 juta dolar AS. Di Inggris angka terbaru datang dari laporan tahun 2009 di British Journal of Obstetri dan Ginekologi, bahwa pada tahun 2008 jumlah operasi meningkat 70 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya: 1.118 operasi labiaplasty pada rumah sakit pemerintah. Angka di luar rumah sakit resmi tak terdata. Kelompok The Harley Medical Group melaporkan lebih dari 5.000 pertanyaan tentang bedah kosmetik ginekologi tahun lalu, 65 persen untuk pengurangan labia.
Profesor Linda Cardozo dari King College London baru-baru ini memperingatkan risiko labiaplasty. "Bisa mengakibatkan jaringan parut permanen, infeksi, perdarahan dan iritasi," ujarnya. "Tentu saja, ada kasus-kasus langka di mana ada alasan medis yang mendasari untuk operasi ini, tetapi sangat jarang terjadi."
Seorang dokter menyatakan, para pasien labiaplasty umumnya tidak ada masalah yang menjadikan alasan kuat untuk dilakukannya operasi. "Ketika Anda memeriksa mereka, mereka benar-benar normal," katanya.