REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Satu "kelompok teroris bersenjata" meledakkan pipa saluran gas di Provinsi Homs, Suriah tengah, Selasa (13/12) dinihari, yang mengakibatkan terhentinya pengiriman gas untuk sementara waktu.
Menurut kantor berita Suriah, SANA, ledakan itu juga mengakibatkan kebocoran gas dalam jumlah besar sehingga mengakibatkan kebakaran. Namun, tak ada korban jiwa dalam ledakan tersebut.
Ledakan tersebut adalah serangan kedua terhadap pipa saluran gas di Homs dalam sepekan, saat "kelompok teroris" meledakkan satu pipa di provinsi yang bergolak tersebut, Kamis (8/12) lalu.
Sejumlah pipa saluran gas menjadi sasaran serangan sejak meletusnya kerusuhan di Suriah pada pertengahan Maret. Suriah menganggap para "penyabot" bertanggungjawab atas serangan ini.
Dalam peristiwa terpisah pada Senin (12/12), penjaga perbatasan Suriah menggagalkan upaya penyusupan 15 pria bersenjata yang berusaha memasuki Suriah secara diam-diam dari Turki. Dalam operasi itu, terjadi kontak senjata yang menewaskan dua orang penyusup.
Pada saat bersamaan, "kelompok teroris bersenjata" membunuh seorang brigadir Angkatan Darat di pinggiran Provinsi Idlib, Suriah Utara. Suriah menuduh "para teroris" telah memicu pertikaian antar aliran di negeri yang memiliki banyak suku dan aliran agama ini.
Presiden Suriah Bashar al-Assad baru-baru ini mengatakan, sebanyak 1.100 anggota Angkatan Bersenjata tewas selama kerusuhan yang berawal pada Maret lalu. Sementara PBB menyebut jumlah korban jiwa mencapai 4.000 orang.