REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - PSSI tidak kunjung memberikan kepastian mengenai nasib Sriwijaya Football Club pada ajang Liga Prima Indonesia (ILP) 2011-2012. Meskipun, klub Sumatera Selatan itu telah melayangkan surat resmi untuk bergabung dua pekan lalu.
Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis Mandiri, Hendri Zainuddin, di Palembang, Selasa, mengaku kebingungan dengan sikap PSSI itu. Karena, PSSI tidak mau menjelaskan atau menjawab dengan surat resmi mengenai keinginan SFC mengikuti kompetisi ILP.
"Yang jelas ini membingungkan bagi kami karena PSSI sama sekali tidak ada pernyataan resmi ke klub. Semua kami ketahui hanya lewat media," kata Hendri.
Hendri mengetahui lewat media bahwa PSSI mengizinkan SFC bermain di ILP asalkan mengganti nama klubnya. Mereka diminta mengganti nama klub untuk membedakan dengan tim yang berlaga di kompetisi ilegal PSSI yakni Liga Super Indonesia (ISL).
''Itu pun kami ketahui lewat media massa, bukan pernyataan resmi PSSI melalui surat," ujar dia. ''PSSI semestinya melayangkan surat resmi ke manajemen SFC mengenai alasannya tidak diterima bergabung atau sebaliknya.''
Untuk keperluan mengganti nama klub, manajemen SFC diminta membuat suatu manajemen yang terpisah antara kedua tim. Mereka diminta membuat sebuah perusahaan baru di luar PT Sriwijaya Optimis Mandiri.
Permasalahan muncul ketika SFC memutuskan berlaga pada dua kompetisi sekaligus, Liga Super Indonesia dan Liga Prima Indonesia (kompetisi resmi PSSI). Manajemen SFC berkeinginan nama yang dipakai tetap Sriwijaya FC baik berkompetisi di Liga Super manpun di Liga Prima. Hanya saja, tim yang dikirimkan itu berbeda dengan tim yang berlaga di Liga Super Indonesia.