BANGKOK - Anggota Front Persatuan untuk Demokrasi melawan Kediktatoran (UDD), yang dijuluki gerakan Kaos Merah menyatakan akan melakukan perjalanan dari desa-desa mereka di Utara dan Timur Laut pada Rabu (21/12) malam.
Mobilisasi massa itu dilakukan demi mengunjungi pemimpin penting mereka yang ditahan, Arisman Pongruangrong, dan meminta pembebasannya pada Kamis.
"Sekitar 5.000 anggota Baju Merah di Utara dan 5.000 lainnya di Timur Laut berencana untuk unjuk rasa untuk Arisman," kata Anont Saennan, pemimpin kelompok kubu Baju Merah di Udon Thani.
Dipelopori oleh Anont, ribuan desa Baju Merah 'telah didirikan di seluruh provinsi utara dan timur laut'. Arisman adalah di antara 19 pemimpin Baju Merah, yang dituduh terorisme dalam perannya menghasut orang banyak untuk pada tahap protes kekerasan terhadap pemerintah Abhisit Vejjajiva selama Maret-Mei, 2010.
Arisman telah melarikan diri dari unjuk rasa sebelum dihentikann pada 19 Mei ketika pemerintah akhirnya terpaksa menggunakan kekuatan militer untuk menumpas mereka yang mengakibatkan 91 kematian dan sekitar 1.900 orang cedera.
Dia akhirnya menyerahkan diri ke Departemen Investigasi Khusus (DSI) pada awal Desember setelah lebih dari satu setengah tahun 'dalam pelarian, tetapi Pengadilan Pidana menolak tawaran jaminan dua kali berturut-turut untuknya.'