REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD - Gelombang serangan bom membuat penjuru kota Baghdad Kamis (23/12) kemarin diwarnai asap. Serangan itu menewaskan sedikitnya 72 orang dan melukai lebih dari 200 dalam kekerasan terburuk bulan ini.
Ada krisis sektarian kian berkembang di Irak, ketika Perdana Menteri Syiah, Nouri al Maliki, mencoba menahan wakil presidenya atas dakwaan mengoperasikan skuad berani mati. Ancaman perang antar sekte (Suni-Syah) kian meningkat dibarengi kecemasan elit Syiah Irak bahwa gerakan Kebangkitan Arab menjadi sekumpulan anti-Syiah dipimpin oleh Saudi Arabia dan Qatar.
Serangan bom paling mematikan kemarin terjadi ketika pengebom bunuh diri mengendarai ambulan penuh dengan bahan peledak membujuk polisi membolehkan ia melintas titik pemeriksaan dengan alasan panggilan darurat.
Ia kemudian meledakkan dirinya di luar kantor anti-korupsi pemerintah terletak di distrik bermayoritas Syiah, Karada, membunuh sedikitnya 35 orang dan melukai 62 lain.