Rabu 28 Dec 2011 18:27 WIB

Bus-Bus Nakal Dinilai Penyebab Lumpuhnya TOW

Rep: Ahmad Reza Safitri/ Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Ketidakjelasan trayek bus antar kota antar provinsi (AKAP) dan bus antar kota dalam provinsi (AKDP), membuat Terminal Oso Wilangun (TOW) tak dapat beroperasi secara maksimal. Karena itu, hingga saat ini, terminal yang telah dioperasikan sejak delapan tahun silam itu belum dapat beroperasi layaknya terminal besar lainnya.

Ketidakmaksimalan itu ditengarai karena bus-bus yang seharusnya masuk ke TOW, lebih memilih melintas ke Terminal Purabaya. Salah satu tokoh Paguyuban Bus Antarkota, Madelan, menilai penyebab lain tidak berfungsi optimalnya TOW juga karena ulah awak bus AKAP yang mengangkut penumpang sembarangan.

Awak bus tersebut, kata dia, banyak mengangkut penumpang jarak dekat. “Seharusnya itu jadi jatah bus AKDP,” ungkapnya, di sela-sela rapat dengar pendapat dengan Komisi C DPRD Surabaya di ruang Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Surabaya, Selasa (27/12) lalu.

Hadir dalam hearing tersebut, yakni Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya Eddi, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Oso Wilangun Inderagani, Kepala UPTD Terminal Purabaya May Ronald, Ketua DPD Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Jatim Mustofa, Ketua DPD Organda Surabaya Wastomi Suheri, serta perwakilan beberapa paguyuban terminal.

Ketua Paguyuban bus jurusan TOW-Purabaya, Supari, saat rapat tersebut mengatakan, pertemuan semacam ini sudah berkali-kali dilakukan. Bahkan sejak 2003 sampai sekarang, tapi tidak kunjung ada penyelesaian dan tidak ada hasilnya sama sekali.

Menurut dia, ketika bus Surabaya-Semarang masih masuk terminal, armada angkutan beroperasi hingga 24 jam. Namun kini, selepas Maghrib saja sudah tidak ada angkutan kota yang jalan. “ Karena pada jam itu penumpang sudah tidak ada,” ujarnya.

Habisnya penumpang, jelas Supari, lantaran penumpang bus jurusan pendek tidak lagi masuk Oso Wilangun, melainkan pindah ke Purabaya atau yang biasa dikenal dengan Bungurasih. Karena itu, ia menilai jika TOW tidak difungsikan, maka sebaiknya ditutup saja. “Biar semua armada, bus maupun angkutan kota pindah ke Purabaya. Dengan begitu kami semua bisa hidup. Selain itu PAD (Pendapatan Asli Daerah) Surabaya biar bertambah,” ujarnya dengan nada sedikit keras.

Ketua DPD Organda Jatim, Mustofa, yang sebelumnya sempat mengusulkan penambahan trayek di TOW akhirnya meralat usulannya yang sebelumnya disoal para paguyuban. “Yang saya maksud itu sebagian trayek di Bungurasih (Purabaya) dipindah ke TOW agar seimbang,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement