REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan dalam pidatonya, Selasa (10/1), bahwa konspirasi asing yang menyebabkan kerusuhan di negaranya telah gagal.
Ia juga menyatakan tidak akan mundur karena ia masih memiliki pendukung. “Tidak ada yang tertipu lagi,” kata Assad dalam pidatonya perdatanya sejak Desember lalu. Ia juga mengatakan setuju untuk menghentikan tindakan keras pemerintah terhadap para demonstran.
Kehadiran Assad memang ditunggu-ditunggu, karena sejak pemberontakan anti pemerintahannya, ia jarang membuat penampilan publik. Pada Desember lalu, pemerintahan Assad setuju untuk mengakhiri tindak kekerasan terhadap para demonstran, namun korban tewas terus bertambah.
Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan, memperingatkan bahwa konflik Suriah akan menyebabkan perang saudara. “Situasi di Suriah saat ini mencekam. Terdapat perang baik agama, sekretarian dan ras. Ini harus dicegah!” kata Erdogan, yang disebut-sebut teman dan sekutu Assad. Erdogan juga meminta Assad untuk mundur.
Konflik di Suriah memang berubah menjadi kekerasan dalam beberapa bulan terakhir. Pengunjuk rasa mengangkat senjata untuk melindungi diri dari tekanan aparat keamanan. PBB memperkirakan lebih dari 5.000 orang tewas sejak Maret tahun lalu.