REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO---Kelompok Ikhwanul Muslimin telah menyapu bersih pemilu demokratis pertama Mesir. Mereka mengambil dua per tiga kursi di parlemen yang baru di negara tersebut."Kereta api demokrasi telah memasuki stasiun dan dipilih oleh Majelis Rakyat pertama sejak revolusi 25 Januari," kata Abdel-Moez Ibrahim, kepala komite pemilu.

Hasil akhir menunjukkan bahwa Ikhwanul Muslimin dan Partai Keadilan (FJP) memenangkan 235 kursi, atau 47,18 persen, di parlemen baru. FJP mendaftarkan 127 kandidat kursi di daftar partai. Lalu, dari hasil pemilu, 108 kandidat yang berhasil mengisi kursi parlemen. Para Salafi Al-Nour membuntuti kedua dengan mendapatkan 121 kursi, atau 24,29 persen.

Partai Wafd liberal dan Blok Mesir, yang mencakup pihak Mesir Bebas, Naguib Sawiris yang menghadapi pengadilan atas tuduhan menghina Islam, mendapatkan untuk posisi ketiga dan keempat dengan sembilan dan tujuh persen. Revolusi koalisi, didominasi oleh kelompok pemuda di garis depan aksi protes yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak, dengan menarik kurang dari satu juta suara, sehingga hanya mendapatkan tujuh dari 498 kursi untuk diperebutkan di majelis Rakyat.

Majelis Rakyat (majelis parlemen) terdiri dari 498 anggota parlemen terpilih, sepuluh diantaranya berasal dari kelompok militer yang berkuasa. Mereka yang membantu mengambil alih kursi kepemimpinan  Mubarak, yang mundur 11 Februari 2011. Parlemen baru ini akan menyelenggarakan sidang pertama pada Senin (23/1). 

Ikuti Whatsapp Channel Republika