REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pemerintah Iran menganggap sanksi embargo minyak Iran yang diberlakukan Uni Eropa, sebagai kebijakan yang tidak adil. Teheran pun mengutuk keputusan itu.
"Langkah Uni Eropa tidak akan menghalangi Iran untuk melanjutkan usaha kami," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast.
Ia juga menambahkan,"Para pemimpin Eropa dan negara-negara lain yang berada dibawah pengawasan Amerika seharusnya memikirkan kepentingan mereka dan jangan memusuhi minyak Iran, hanya untuk membantu Amerika mencapai tujuannya.''
Para menteri luar negeri Uni Eropa bersepakat menjatuhkan sanksi ekonomi bagi Iran dalam pertemuan di Brussels, Senin (23/1). "Iran telah gagal memulihkan kepercayaan internasional terhadap hakikat program nuklir damai," ujar PM Inggris, David Cameron, Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman, Angela Markel.
Langkah Uni Eropa ini juga mendapat dukungan dari Presiden AS, Barack Obama. Namun, sanksi dari Uni Eropa tidak menyurutkan langkah Iran untuk terus mengembangkan program nuklirnya.