Selasa 25 Feb 2025 14:52 WIB

Pangeran Saudi Temui Menhan AS Anti-Islam, Siapkan Kerja Sama Militer

Menhan AS Pete Hegseth akan balas berkunjung ke Saudi.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth bertemu dengan Menteri Pertahanan Saudi Pangeran Khalid bin Salman di Pentagon, 24 Februari 2025.
Foto: REUTERS/Kevin Lamarque
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth bertemu dengan Menteri Pertahanan Saudi Pangeran Khalid bin Salman di Pentagon, 24 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Menteri Pertahanan Saudi Pangeran Khalid bin Salman menemui Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth di Pentagon, Washington, pada Senin. Keduanya membicarakan soal peningkatan kerja sama pertahanan kedua negara.

Menurut Kementerian Pertahanan Saudi, tujuan kunjungan resmi Pangeran Khalid adalah untuk membahas cara-cara memperkuat hubungan bilateral antara Washington dan Riyadh, serta membahas bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama.

Baca Juga

Pete Hegseth yang ditunjuk Presiden AS Donald Trump dan terpilih secara kontroversial melalui pemungutan suara di Kongres AS dikenal sebagai pengusung Islamofobia. Ia memiliki tato moto tentara salib “deus vult” di lengannya. 

Hegseth juga telah menempatkan retorika fanatik anti-Muslim di pusat beberapa bukunya yang diterbitkan, menurut ulasan the Guardian terhadap materi tersebut. Hegseth, khususnya dalam buku American Crusade (2020), menggambarkan Islam sebagai musuh alami dan bersejarah dari barat. Ia menyajikan versi doktrin Muslim yang menyimpang dalam teori konspirasi rasis bergaya “penggantian besar”; memperlakukan kaum kiri dan Muslim sebagai satu kesatuan dalam upaya mereka untuk menumbangkan AS; dan mengidolakan tentara salib abad pertengahan.

Para ahli mengatakan pandangan Hegseth tentang Islam penuh dengan kepalsuan, kesalahpahaman, dan teori konspirasi sayap kanan. Namun Hegseth, jika pencalonannya berhasil, akan memimpin kekuatan militer terbesar di dunia pada saat terjadi konflik dan ketidakstabilan di Timur Tengah.

Menjelang pertemuan kemarin, Hegseth ditanya apakah AS akan membantu membela Arab Saudi dari serangan Iran. “Itulah topik yang akan kita bicarakan hari ini. Iran menjadi perhatian besar di kawasan ini. Arab Saudi telah menjadi mitra yang hebat, dan itu adalah sesuatu yang akan kami diskusikan,” katanya dilansir Alarabiya, Selasa.

Para pejabat juga mengatakan bahwa Pangeran Khalid juga telah bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Mike Waltz. Ia juga dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio selama kunjungannya.

Menurut pernyataan Pentagon mengenai pertemuan tersebut, Hegseth dan Pangeran Khalid berkomitmen untuk memperdalam dan memperluas hubungan mereka, sejalan dengan kepentingan kedua negara, sebagai landasan bagi keamanan dan kemakmuran bersama.

Hegseth juga menyambut baik pandangan Pangeran Khalid mengenai serangkaian prioritas bilateral, regional, dan global, serta menegaskan komitmen Presiden Trump untuk mencegah pengembangan senjata nuklir Iran dan bekerja sama dengan mitra dalam menghilangkan kemampuan Houthi yang mengancam keamanan dan perdagangan regional.

Lebih lanjut, Menteri Hegseth menggarisbawahi pentingnya mempertahankan interoperabilitas bilateral antara pasukan AS dan Saudi sebagai investasi dalam keamanan dan stabilitas regional.” Menurut pembacaan Pentagon, Hegseth juga telah menerima undangan Pangeran Khalid untuk mengunjungi Arab Saudi dalam waktu dekat.

Merujuk pada kerja sama yang terjalin antara kedua negara pada masa pemerintahan pertama Trump, Hegseth menunjukkan bahwa kedua negara bekerja sama untuk mengupayakan keamanan dan stabilitas di Timur Tengah, serta memerangi terorisme di kawasan dan meningkatkan kesejahteraan bersama. 

photo
Pendukung Houthi membakar bendera AS saat pawai militer menandai peringatan persatuan Yaman di Sanaa, Yaman, Rabu, 22 Mei 2024. - (AP Photo/Osamah Abdulrahman)

Dia juga menyoroti kerja sama jangka panjang antara AS dan Arab Saudi, dan mencatat bahwa kerja sama tersebut dimulai sejak 80 tahun yang lalu ketika Presiden Franklin D. Roosevelt bertemu dengan Raja Saudi Abdul Aziz Ibn Saud di kapal penjelajah Angkatan Laut AS USS Quincy. 

“Sejak itu, kami telah berupaya melawan terorisme dan segala manifestasinya saat ini, dengan kelompok-kelompok seperti Houthi,” kata Hegseth. Saudi sedianya telah memulai upaya perdamaian dengan kelompok Houthi dua tahun lalu. Namun upaya itu terhambat menyusul agresi brutal Israel ke Jalur Gaza. 

Kelompok Houthi belakangan ini menyokong perlawanan Palestina dengan mengganggu kapal-kapal menuju Israel di Laut Merah. Ini membuat Houthi jadi sasaran serangan Amerika Serikat dan sekutunya.

Kunjungan Pangeran Saudi ke Pentagon dilakukan setelah Arab Saudi, sekutu utama AS, baru-baru ini menjadi tuan rumah bagi para pejabat tinggi AS dan Rusia untuk membahas perang di Ukraina dan memulihkan hubungan Rusia-AS yang lebih luas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement