REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Penggunaan senjata uranium oleh Amerika Serikat (AS) selama perang di Afghanistan, telah menimbulkan efek yang mengkhawatirkan bagi rakyat Afganistan. Menurut seorang aktivis dan peneliti perang Afghanistan, Dr Mohammad Daud Miraki dalam laporannya di Presstv, selasa (31/1), banyak warga afganistan terkena penyakit aneh sebagai dampak dari senjata uranium itu. Dampak itu muncul usai perang AS dengan Taliban di Afghanistan.
"Banyak warga Afghanistan telah diidentifikasi mengidap penyakit aneh di berbagai wilayah pedesaan Pashtun. Penyakitnya bermacam-macam mulai dari penyakit kulit, kematian mendadak, dan aborsi spontan di kalangan perempuan, serta cacat dan berbagai jenis kanker," jelasnya seperti diberitakan Irib.ir.
Miraki menegaskan bahwa AS tetap menggunakan senjata dengan uranium yang telah diperlemah padahal penggunaan jenis senjata tersebut dilarang oleh ketentuan internasional dan AS sendiri.
Di bagian lain, Miraki mengkritik para pejabat AS dan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, karena tidak menyelidiki kejahatan yang dilakukan oleh militer AS. "Kami telah melayangkan laporan ke AS tiga tahun lalu yang diteruskan ke Departemen Luar Negeri AS dan kami hanya mendapat pernyataan verbal dari pejabat AS. Namun sayangnya pemerintah Afghanistan juga bungkam, mengingat rezim boneka tidak memiliki kebijakan tegas," tandas Miraki.
Aktivis Afghanistan itu memperingatkan bahwa selama bumi ini berputar rakyat Afghanistan akan mati dari bencana yang diakibatkan oleh uranium 238 yang memiliki usia aktif hingga 4,5 milyar tahun. "Jika Anda melihat Afghanistan, Irak, dan Yugoslavia, dan di mana pun senjata itu digunakan, Anda akan menemukan kuburan orang-orang meninggal akibat kanker dan berbagai penyakit lainnya," tandasnya.