REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING— Surat kabar terkemuka Cina, Harian Rakyat, menentang sanksi yang dilakukan barat dan Uni Eropa atas sanksi energi Iran. Menurut surat kabar milik Partai Komunis ini, Jumat (3/2), ketegangan program nuklir Iran akan menyakiti pasar energi dan dapat dapat melumpuhkan pemulihan ekonomi global.
“Ekonomi dunia sedang masa pemulihan dan mengurangi ketidakpastian adalah tanggung jawab bersama negara di seluruh dunia.” kata komentar Zhong Sheng (Suara Cina), yang mencerminkan pandangan pemerintah.
Kritik dari media Cina itu datang setelah Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak Cina memberi tekanan yang lebih besar kepada Iran. Merkel mengatakan dalam kunjungan ke Beijing hari Kamis (2/2) dan membahas masalah tersebut dengan para pemimpin Cina, termasuk Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao.
"Jika kita membahas sanksi Eropa terhadap Iran, pertanyaannya adalah bagaimana Cina menggunakan pengaruhnya untuk memberi pemahaman kepada Iran bahwa dunia tidak memerlukan satu negara lagi dengan kekuatan nuklir," kata Merkel.
Cina sebenarnya mendukung resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyeru Iran untuk menghentikan kegiatan pengayaan uranium. Tetapi, memastikan bahwa hubungan energi mereka tidak terancam.
"Cina menentang penggunaan energi nuklir untuk membuat senjata. Kami setuju kalau program nuklir untuk kepentingan damai," kata Li kepada kantor berita Reuters.
"Sanksi terhadap Iran hanya akan mendorong kenaikan harga minyak dunia dan melemahkan pemulihan ekonomi global," katanya.
Cina adalah negara terbesar kedua pengkonsumsi minyak mentah dunia. Cina telah lama menentang sanksi sepihak Iran karena dapat mengurangi pasokan minyak mereka.