REPUBLIKA.CO.ID, GABON --Seydou Keita muncul dari 'pengasingan' dan memimpin Timnas Mali yang dihuni banyak pemain muda, enam bulan setelah dirinya kembali masuk timnas, setelah beristirahat selama 20 bulan dari pertandingan internasional.
Gelandang Barcelona itu dipanggul oleh rekan-rekan setimnya, setelah dirinya mencetak penalti menentukan dalam adu penalti melawan Gabon, di perempat final Piala Afrika pada Ahad lalu.
Hal ini kelihatannya menjadi skenario mustahil pada setahun silam, ketika ia menolak bermain di timnas, sebagai bentuk protes atas buruknya organisasi pada federasi sepak bola negaranya.
"Tidak mudah untuk mencetak gol dalam penalti itu, namun kemenangan ini sebagus yang saya dapatkan di Barcelona," kata Keita, yang menjadi pusat perhatian pada jumpa pers, sedangkan pelatih Alain Giresse dan kapten Cedric Kante mendengarkan dengan penuh perhatian.
"Saya adalah salah satu pemain tertua di tim ini, namun saya merasa lebih muda dari pada siapapun di tim ini sekarang," pungkasnya.