REPUBLIKA.CO.ID, MALE -- Presiden Maladewa Mohamed Nasheed mengundurkan diri pada Selasa (7/2) setelah bentrokan yang terjadi antara rakyatnya dengan aparat kepolisian. Bentrokan dipicu oleh ditangkapnya seorang hakim senior Abdullah Mohamed oleh militer.
Nasheed adalah presiden pertama yang dipilih secara demokratis di Maladewa. Ia juga adalah pegiat hak asasi manusia yang berhasil mengalahkan penguasa sebelumnya.
Nasheed mengumumkan pengunduran dirinya di televisi nasional."Saya tidak ingin menyakiti rakyat saya. Saya merasa jika saya tetap menjabat hanya akan menambah masalah," ujarnya seperti dikutip dari laman AP, Selasa (7/2). Menurutnya, berhenti dari jabatan presiden adalah satu-satunya pilihan.
Kekuasaan kemudian akan diserahkan kepada Wakil Presiden Muhammad Waheed Hassan. Sekretaris Hassan, Ahmed Thoufeeg membantah mundurnya Nasheed karena tekanan militer. "Ini bukan kudeta sama sekali. Ini adalah keinginan rakyat," katanya.
Polisi Maladewa kerap membatasi aksi unjuk rasa yang dilakukan oposisi. Sebaliknya, rakyat yang mendukung pemerintahan dibiarkan berkumpul bebas.