REPUBLIKA.CO.ID, Jelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), banyak para kandidat menyerang semua kebijakan yang dihasilkan pemerintahan Barack Obama, dari kebijakan dalam negeri hingga luar negeri. Di dua kebijakan tersebut, sama-sama dikritisi secara pedas. Salah satunya adalah kebijakan AS terhadap Cina.
Melihat kondisi tersebut, Singapura yang merupakan sekutu dekat negeri Paman Sam mengaku was-was. Bukannya apa-apa, meski secara politik begitu dekat dengan AS, namun secara ekonomi, dalam hal ini terkait perdagangan, Negeri Singa itu begitu tergantung pada Cina.
Karena itu, dalam kunjungannya ke Washington, Kamis (9/2), Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam mendesak AS agar lebih berhati-hati jika berkomentar tentang Cina. Ia memperingatkan, komentar tentang bagaimana mengendalikan negara besar yang sedang bangkit itu dapat menimbulkan perselisihan di Asia.
Kampanye pemilihan calon presiden di Amerika Serikat belakangan ini, dinilai dia, telah memicu retorik anti-Cina. Apalagi, komentar seperti itu dapat menimbulkan realita baru bagi Asia.