Selasa 14 Feb 2012 09:18 WIB

Fasilitas Nuklir Iran Kebal terhadap Serangan Cyber

Instalasi Nuklir Iran
Foto: AP
Instalasi Nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN, IRAN - Upaya-upaya serangan ke Iran tidak hanya dilakukan dengan cara-cara yang konvensional, seperti mengirimkan pasukan dengan jumlah yang besar, melainkan juga dengan metode modern, yakni melakukan penyerangan via dunia maya alias cyber.

Namun, sebelum serangan itu terlaksana, Iran memastikan bahwa fasilitas nuklir dan industri Teheran, yang juga kerap mendapatkan serangan cyber secara periodik, memiliki teknologi untuk melindungi dari berbagai macam ancaman dan serangan.

Demikian dilaporkan kantor berita resmi Iran, IRNA, Senin (13/2). "Ancaman musuh Kebanyakan menargetkan situs energi nuklir serta perdagangan elektronik dan operasi perbankan," kata Gholam Reza Jalali, yang memimpin sebuah unit militer Iran yang bertugas memerangi sabotase.

Selain 'Stuxnet', pejabat senior militer Iran ini menambahkan bahwa pihaknya juga telah menemukan dua virus spionase 'Bintang' dan 'Doku', namun untungnya ada malware sehingga tidak membahayakan situs nuklir Iran atau industri lainnya.

Jalali mengatakan, fasilitas nuklir Iran memiliki teknologi dan keterampilan untuk menangani perangkat lunak berbahaya. "Ahli Iran memiliki pengetahuan yang memadai untuk menghadapi ancaman cyber. Semua fasilitas nuklir di negara tersebut kebal dari serangan cyber," katanya menegaskan.

Iran telah mengakui bahwa Stuxnet mempengaruhi sejumlah sentrifugal-nya - komponen kunci dalam produksi bahan bakar nuklir - pada uranium utama fasilitas pengayaan di pusat kota Natanz. Namun Teheran mengatakan para ilmuwan menemukan antivirusnya dan dinetralkan malware sebelum bisa menyebabkan kerusakan serius.

Para pejabat Iran pada April 2011 mengumumkan penemuan 'Bintang', yang menurut mereka tertanam sendiri dalam sistem file dari instansi pemerintah dan memiliki kemampuan untuk menyebabkan kerusakan kecil. Jalili menjelaskan virus ketiga, 'Doku', menurutnya "hanya mata-mata dan mengumpulkan informasi."

"Doku belum membuat masalah untuk organisasi industri Iran," katanya menambahkan.

Dia mengatakan tiga serangan tersebut telah dihentikan dan virus itu juga telah dibersihkan dari sistem Iran. "Banyak virus yang diproduksi di dunia setiap hari, dan (Iran) markas cyberdefense memonitor mereka. Sejauh ini belum ada dampak yang merusak di dalam negeri," ungkapnya.

Unit yang dipimpin Jalali ini didirikan atas perintah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Iran menganggap dirinya telah melancarkan cyberwar sejak 2010, ketika virus yang dikenal sebagai 'Stuxnet' menganggu kontrol dari beberapa sentrifugal nuklir.

Iran mengatakan serangan komputer Stuxnet dan virus merupakan bagian dari kampanye bersama Israel, AS dan sekutunya untuk merusak program nuklirnya.

AS dan sekutunya menduga program nuklir Iran bertujuan mengembangkan senjata atom. Iran mengatakan programnya itu dimaksudkan untuk menghasilkan bahan bakar reaktor nuklir masa depan dan radioisotop medis yang diperlukan untuk pasien kanker.

sumber : AP/USA Today
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement