REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Daniel M Rosyid menilai angka kecelakaan angkutan darat yang meningkat tajam selama awal tahun 2012 adalah pertanda krisis transportasi di Pulau Jawa. Menurut Daniel, dominasi rezim angkutan darat, terutama angkutan pribadi, telah mengorbankan angkutan umum, seperti kereta api, dan angkutan sungai.
Dampaknya kecelakaan beruntun antara mobil, bus, maupun sepeda motor semakin meningkat intensitasnya. "Silent disaster sedang terjadi dengan puluhan ribu korban rakyat kecil luka-luka dan mati sia-sia di jalan setiap tahun," kata Daniel ketika dihubungi, Selasa (14/2).
Menurutnya, pemerintah jangan lagi abai menata manajemen transportasi umum agar kecelakaan serupa tidak terulang lagi. Pasalnya mengacu fenomena yang terjadi sekarang maka potensi kecelakaan yang melibatkan kendaraan umum dan pribadi cenderung meningkat.
Ini lantaran ruas jalan semakin tidak mampu mengimbangi pertumbuhan volume kendaraan pribadi. Adapun pemerintah tidak juga peka untuk menyediakan sarana transportasi umum memadai.
Sehingga masyarakat yang cenderung memiliki disiplin rendah enggan meninggalkan kendaraan pribadi. Ditambah kualitas infrastruktur yang kurang baik, papar Daniel, kemungkinan terjadinya kecelakaan beruntun sangat berpeluang terjadi. "Akibat kecelakaan, yang cacat menjadi beban keluarga, dan ini memperburuk potret kemiskinan bangsa ini," kata Daniel.