REPUBLIKA.CO.ID, Hidayah lewat azan
Majalah Azizah tidak akan lepas dari figur Tayyibah. Perempuan cerdas berusia 57 tahun ini lahir di Pulau Trinidad, namun dibesarkan di Kanada sejak berusia tujuh tahun. Perempuan yang sempat belajar filosofi dan biologi di Universitas Toronto ini menjadi mualaf pada usia 19 tahun.
Ketertarikannya pertama kali dengan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW kala masih duduk di bangku SMA. Ketika itu, sekolahnya mengadakan kunjungan ke beberapa tempat untuk melihat dan mempelajari tentang agama-agama yang berkembang di dunia.
Salah satu tempat yang dikunjungi adalah sebuah masjid di Toronto. Saat berada di masjid, suara merdu azan yang dide ngarnya mampu menggetarkan hati Tayyibah. Sejak itulah, ia berkenalan dan menyatakan masuk Islam.
Melalui Azizah, Tayyibah memang mampu memberikan ruang bagi perempuan Muslim untuk berekspresi dan aktif me nyuarakan isu-isu yang ter kait kehidupan mereka. Akan tetapi, pencapaian dari perempuan yang pernah enam tahun tinggal di Jeddah, Arab Saudi, ini tidak berhenti di seputar majalah saja.
Ia banyak memberikan kuliah tentang Islam dan perempuan Muslim di berbagai konferensi nasional dan internasional.
Di antaranya, seperti dikutip dari wisemuslimwomen.org, Tayyibah tampil di Konferensi Marketing Muslim Women yang diselenggarakan oleh Uni versitas Duke. Ia juga pernah ditunjuk sebagai pembicara di Simposium Fulbright di Perth, Australia, serta konferensi ten tang Islam di Amerika yang diadakan oleh Harvard Divi nity School.
Ia juga hadir di konferensi tentang Islam dan Muslim pada abad ke-21 yang di gelar International Islamic Uni versity of Malaysia dan beberapa kuliah di International Islamic University of Islamabad, Pakistan.
Selain aktif berbagi dengan ilmu yang ia miliki, aktivis Mus limah ini meraih berbagai penghargaan bergengsi.
Pada 2005, ia menerima Media Awards dari Concerned Black Clergy of Atlanta, pada 2003 menjadi Honoring Women pada pemberian Media Award dari Muslim Women’s League, dan pada 2002, ia menerima penghargaan dari Sisters United in Human Service. Pada 2009, Tayyibah dinobatkan sebagai salah satu dari 500 Muslim di dunia yang paling berpengaruh dalam sebuah buku yang dihasi kan oleh Georgetown Un versity di Washington DC serta Pusat Studi dan Strategi Islam Kerajaan Yordania.