REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Seorang anggota parlemen utama Partai Republik Amerika Serikat (AS) menyerukan untuk menghukum para pejabat Mesir. Hal ini dilakukan, sebagai bentuk ketegangan antara Kairo dan Washington, atas tindakan pemerintah Mesir.
"Tindakan Pemerintah Mesir tidak bisa dianggap enteng dan meminta untuk menghukum pejabat Mesir, serta meninjau kembali bantuan AS ke Mesir," kata Ros-Lehtinen, anggota parlemen utama Partai Republik AS, Kamis (16/2), dikutip Press TV.
Hubungan AS-Mesir mulai memanas pada 29 Januari 2012, setelah pihak berwenang Mesir menangkap 43 karyawan, termasuk di antaranya 20 orang Amerika. Mesir menuduh kelompok itu berusaha menyulut protes terhadap penguasa militer negara itu dan menanamkan perpecahan di sana.
Namun, Jenderal Martin Dempsey, ketua Gabungan Kepala militer AS mengatakan kepada Komite Anggaran Kongres AS, "Kami akan mengadopsi langkah-langkah hukuman terhadap Mesir dengan memotong bantuan militer yang diperkirakan sekitar 1,3 miliar dolar AS per tahun, dan ini akan menjadi bumerang,"
Sementara itu, Mohamed Hassan, seorang sarjana Mesir, meluncurkan kampanye untuk mendesak warga Mesir guna mengeluarkan 10 poundsterling (1,66 dolar AS) tiap orang untuk pemerintah dalam menanggapi ancaman AS menahan bantuan ke Mesir. "Orang-orang Mesir tidak pernah terima dihina dan dipermalukan. Bangsa ini tidak akan berlutut kepada siapapun selain Allah, "kata Hassan dalam wawancara siaran TV minggu ini.