REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Aksi penipuan mengatasnamakan bupati, belakangan marak di Kabupaten Banjarnegara. Beberapa kepala sekolah dan kepala desa, mengaku telah mendapatkan telepon dari seseorang yang mengatasnamakan bupati. Dengan berbagai modus operandi, orang yang mengatasnamakan bupati tersebut ujung-ujungnya adalah meminta sejumlah uang.
Dalam telepon tersebut, bupati palsu itu menggunakan berbagai cara agar para kepala sekolah tersebut menyetorkan sejumlah uang ke rekening tertentu. Ada yang dengan alasan sebagai pelicin dana proyek sekolah, namun ada juga yang menggunakan cara ancaman seperti akan dimutasi atau dipindah bila tidak mau menyetorkan uang.
Bupati Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo, di hadapan pegawai yang mengikuti apel pagi Jumat (17/2), menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah meminta-minta uang pada bawahannya. Apalagi dengan alasan untuk pencairan dana proyek. "Untuk itu saya minta jika ada telepon yang mengatasnamakan bupati dengan meminta sejumlah uang, itu sama sekali tidak benar. Telepon semacam itu, tidak perlu dilayani," tegasnya.
Terkait dengan maraknya aksi penipuan tersebut, Bupati mengaku akan mengeluarkan surat edaran pada seluruh jajarannya, pemerintah desa, juga kepala sekolah. Isi surat itu meminta semua pihak dan masyarakat umum bersikap waspada dan tidak begitu saja mempercayai permintaan atau tawaran pencairan dana dari seseorang yang mengaku mengatasnamakan bupati.