Jumat 17 Feb 2012 16:14 WIB

Muslim Roma Siapa Mereka? (I)

Rep: teguh setiawan/ Red: M Irwan Ariefyanto
muslim roma
Foto: greekmuslim
muslim roma

REPUBLIKA.CO.ID,Mereka bukan Muslim yang bermukim di kota Roma, ibukota Italia. Roma adalah sesosok etnis minoritas di daratan Eropa yang selama ini dikenal dengan nama Gypsi. Mereka tersebar di hampir seluruh negara Eropa, Amerika, dan Asia Tengah.

Jika Anda seorang Muslim Roma dan tinggal di salah satu kota di dekat Athena, ibukota Yunani, atau di kota-kota lain, jangan berharap dapat mendirikan masjid atau menunaikan shalat Jumat berjamaah. Kalau pun ingin melakukannya Anda harus menempuh jarak sekian ratus kilometer untuk sampai ke bagian barat propinsi Thrace, dekat perbatasan Yunani-Bulgaria. Hanya di tempat ini, terutama di kota kecil Xanthi, atau Xantini, Komotini, dan Dhidhimotikhon, Anda bisa melakukan kegiatan ritual Islam secara bebas. Masjid banyak berdiri di pemukiman-pemukiman, pelajaran bahasa Arab, dan pengajian Alquran menjadi bagian penting kehidupan sehari-hari.

Di tempat ini pula Muslim Roma hidup berdampingan bersama dua etnis minoritas pemeluk Islam lainnya di Yunani; Pomak dan Turki. Mereka juga 'relatif' bisa berbaur dengan kelompok minoritas non-Muslim lainnya; etnis Turki dan Roma pemeluk Kristen Orthodox, dan lainnya. Tidak ada angka pasti berapa jumlah Muslim Roma di 'kantong' mereka di sini. Hugh Poulton mengatakan jumlah Athingani, begitu orang Yunani menyebut mereka, sekitar 20 ribu. Angka resmi pemerintah Yunani menyebutkan jumlah Muslim Roma di Thrace Barat sekitar 15 persen dari 338 ribu pemeluk Islam di tempat ini.

Di luar propinsi Thrace Barat, lebih tepatnya di seluruh Yunani, jumlah etnis Roma mencapai 350 ribu atau 3 persen dari seluruh penduduk negeri yang melahirkan konsep Trinitas Kristen ini. Sebagian besar relatif bermukim secara pernamenen di kota-kota di sekitar Athena Raya, dan lainnya masih berpola hidup nomadik, atau berpindah dari satu ke lain tempat.

Secara umum mereka terbagi ke dalam dua kelompok besar. Kelompok pertama disebut Ficira atau Bacora. Mereka menjadi termarjinalisasi sebagai akibat krisis sektor pertanian yang menyebabkan mereka terbuang dari pasar tenaga kerja. Kesempatan kerja bagi kelompok ini juga menjadi berkurang setelah masuknya pekerja asing ke pasar gelap.

Kelompok kedua memiliki banyak nama; Filipijie, Handura, Kalpazaj, atau Rumelie. Dibanding kelompok pertama, komunitas kedua ini berbicara bahasa Yunani dan Romani. Mereka relatif mapan secara ekonomi, dan sukses di sektor perdagangan. Serta, ini yang lebih penting, rata-rata memiliki pendidikan cukup baik.

Tanpa harus memisahkan mereka menjadi dua kelompok, orang Roma telah ada di Yunani sejak sekian ratus tahun lampau. Selama itu pula mereka, bersama etnis minoritas lainnya, mengalami berbagai bentuk pelecehan dan diskriminasi. Mereka tidak memiliki akses untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, pemukiman, dan menjalankan ibadah sesuai agama yang mereka anut.

Berbeda dengan etnis Turki, orang-orang Roma tidak memiliki 'negara induk'. Perlakukan buruk sekecil apa pun terhadap etnis Turki di Thrace Barat akan menimbulkan kemarahan pemerintah Istambul. Namun, negara mana yang mau peduli ketika orang-orang Roma yang bermukim di kota-kota kecil di Yunani diperlakukan tidak manusiawi, dan hak-hak mereka dirampas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement