REPUBLIKA.CO.ID,JAMBI--Warga di sejumlah desa di Kabupaten Merangin, Jambi, minta pemerintah atau instansi terkait segera menghalau harimau yang membuat masyarakat takut dan tidak bisa bekerja seperti biasanya.
Kepala Desa Lubuk Gaung, Kecamtan Batang Masumai, Abdul Karim mengatakan warga sangat mengharapkan pemerintah dan instansi terkait segera menghalau harimau Sumatera yang masih berkeliaran dan sering menampakkan diri tersebut.
"Warga benar-benar takut, terutama petani dan pendulang emas, karena takut menjadi korban keganasan binatang buas tersebut," katanya.
Ia menyebutkan, pasca menimpa dua korban keganasan binatang buas tersebut, dan terakhir seorang nenek juga nyaris kena terkam membuat warga semakin ketakutan.
Warga kini tidak berani lagi ke kebun atau ke ladang untuk menyadap karet serta pergi mendulang emas di sungai di pinggir hutan, karena takut di terkam harimau.
Kepala Desa Nalo,Kecamatan Nalo Tan-Tan, Thamrin juga menyatakan hal yang sama, pemerintah atau instansi terkait harus memahami rasa ketakutan warga, yang setiap hari dihantui rasa ketakutan.
Ia menegaskan, dikhawatirkan, jika pemerintah dan instansi terkait tidak segera meghalau binatang buas itu, maka petani yang berada di sisi taman nasional kerinci Seblat (TNKS) tersebut akan kelaparan.
Warga setiap hari selalu dihantui rasa takut, sehingga tidak berani menyadap karet dan mendulang emas, atau melakukan kegiatan pertanian lainnya, karena takut diterkam harimau.
"Kalau ada yang berani mereka pergi secara berkelompok, minimal tiga orang, itu pun juga dengan rasa takut," kata Thamrin.
Korban keganasan harimau Sumatera itu awalnya dialami Sargawi (33) pada 20 Januari 2012 yang ditemukan dalam keadaan sudah tewas.
Korban lainnya yakni Mardi warga Dusun Nangko, Desa Alur Tiga, Kecamatan Pangkalan Jambu diterkam harimau yang kehilangan pahanya, kini masih dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Kabupaten Merangin.
Pada Kamis (16/2) harimau Sumatera itu nyaris menerkam warga Desa Lubuk Gaung, Kecamatan Batang Masumai, yakni Samaini (50).
Kejadian itu terjadi pada Kamis (16/2) sekitar pukul 10.00 WIB, saat itu Samaini hendak mengambil air di sumur di samping pondoknya.