Rabu 22 Feb 2012 18:13 WIB

Istana Emir Kano: Arsitektur Khas Hausa (Bag 3)

Rep: Friska Yolandha/ Red: Heri Ruslan
Istana Emir Kano
Foto: cometonigeria.com
Istana Emir Kano

REPUBLIKA.CO.ID, Ruang audiensi utama terdiri atas 20 siku penopang yang dibuat dari 10  bakan gizos. Struktur ini ditutup dengan azara, yaitu kayu berat dan keras yang antirayap dan kuat. Azara dipasang pada dua arah. Bakan gizos ditutup oleh azara yang dipasang secara horisontal hingga mencapai puncak lengkungan.

Kedua azara ini biasanya diplester ke dinding yang terbuat dari tubali atau bata yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Pintu-pintu raksasa ruangan tersebut terdiri dari papan-papan yang disatukan dengan batangan besi dan diperkuat dengan paku. Setelah itu pintu-pintu tersebut diberi ornamen berupa kepala-kepala yang terbuat dari kuningan.

Langit-langit dan dinding ruangan didekorasi dengan pola yang berlekuk dan lukisan yang tebal. Langit-langit, tiang-tiang, dan lantainya dicat hitam dengan pernis yang dibuat dari kulit kacang polong. Dindingnya diplester dengan campuran mika yang membuat dinding-dindingnya mengkilat seperti perak.

Plester ini dipelitur dengan batu untuk memberi efek pancaran cahaya. Mika merupakan bahan yang non-statis sehingga debu tidak mudah menempel dan tidak pula menggoda laba-laba untuk membuat sarang di bagian gelap ruangan.

Istana Emir Kano ini mengalami perbaikan yang konstan dan telah beberapa kali diplester ulang sepanjang abad. Yang terbaru  dicat dengan warna kuning pada tanah liat untuk memberi kesan warna emas, dan tidak lagi perak. Para arsitek juga telah menempelkan serpihan mika ke dinding emas.

Permukaan bawah lengkungan jendela dan panel langit-langit didekorasi dengan lukisan yang dipahat dengan desain abstrak. Desain ini digabungkan dengan lebih banyak figur, termasuk sebuah lukisan kendi untuk berwudu, atau santali, yang dibuat di dekat pintu masuk.

Pada lobi lain terdapat sebuah lukisan pedang di dinding. Lukisan ini diperkirakan dibuat pada tahun 1930-an hingga 1940-an. Bagian utara istana dibuka untuk umum yang diakses melalui Kofar Fatalwa, yang masih memiliki bentuk aslinya pada abad ke-15 M.

Dendal atau alun-alun untuk masyarakat terdapat di bagian timur dan barat. Di bagian utara-selatan istana Emir juga terdapat masjid yang biasa dipakai untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat. Di kompleks istana tersebut juga terdapat tempat tinggal para pelayan, ruang untuk publik, dan kediaman Emir Kano. Bahkan ada pula lahan  yang digunakan untuk menggembalakan ternak milik istana. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement