REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, mengancam akan terus menghentikan ekspor minyak ke negara-negara Uni Eropa. Namun, Iran berjanji akan membuka kembali keran ekspor jika negara-negara UE memberi jaminan. Jaminan tersebut berupa pembayaran harga dan menandatangani kontrak pembelian minyak jangka menengah dan panjang.
"Mereka (anggota Uni Eropa) juga harus menandatangani kontrak menengah atau jangka panjang yang mencakup periode tiga sampai lima tahun untuk mengimpor minyak Iran dan melarang pembatalan sepihak kontrak mereka," katanya, Selasa (21/2), dikutip Press Tv.
Ia menambahkan, keputusan Uni Eropa untuk melarang impor minyak Iran tidak logis dan bertentangan dengan kepentingan bersama Iran dan Uni Eropa. "Tampaknya negara-negara Eropa telah dipaksa untuk membuat pilihan dibawah tekanan politik dari AS dan rezim Zionis Israel,”katanya. Tekanan ini, ujar Mehmanparast, benar-benar akan memengaruhi orang-orang dan perusahaan Eropa, serta menempatkan mereka pada kondisi mengerikan.
Sebelumnya, menteri luar negeri Uni Eropa melarang impor minyak Iran dalam pertemuan pada bulan Januari. Iran juga tak segan memangkas ekspor minyak ke enam negara Eropa, termasuk Belanda, Spanyol, Italia, Perancis, Yunani dan Portugal.
Menteri Energi dan Perminyakan Iran, Rostam Qasemi juga mengancam kemungkinan penghentian penjualan minyak ke negara Eropa. Qasemi menandaskan bahwa sanksi anti minyak Iran akan merugikan negara Eropa karena Teheran memiliki pembeli lain yang cukup banyak.