REPUBLIKA.CO.ID, Surat kabar Amerika Serikat, Los Angeles Times melaporkan bahwa 16 badan intelijen AS kembali mengakui bahwa Iran tidak sedang berupaya membuat senjata nuklir.
Los Angeles Times dalam laporannya menyebutkan bahwa 16 badan intelijen AS mengaku bahwa Tehran tidak ingin membuat bom atom. Ternyata, laporan tersebut telah meningkatkan perselisihan antara AS dan Israel terkait sikap mereka terhadap Iran, khususnya rencana penyerangan Tel Aviv terhadap instalasi nuklir Tehran.
Padahal dalam waktu dekat ini, Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Rezim Zionis Israel Benyamin Netanyahu berencana menggelar pertemuan bersama terkait isu nuklir Iran.
Laporan itu sesuai dengan laporan badan-badan intelijen AS tahun 2007 yang menyatakan bahwa pada tahun 2003 semua aktivitas nuklir yang berkaitan dengan militer telah dihentikan Iran. Namun dengan tegas Teheran menyatakan, sejak awal, program nuklir Iran tidak ada aspek militer. Laporan badan-badan intelijen AS itu juga menyebutkan bahwa pada saat diperlukan, reaktor nuklir Iran mampu memproduksi senjata atom.
Beberapa bulan ini, rezim Zionis Israel terus menggelar perang urat saraf terhadap Iran dengan mengumbar retorika perang ke negara ini. Laporan intelijen AS tersebut dengan sendirinya telah menepis laporan Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano soal adanya aspek militer dalam program nuklir Iran.