REPUBLIKA.CO.ID, SANAA - Wakil Presiden Yaman Abdrabuh Mansur Hadi mengambil sumpah jabatan sebagai presiden menjelang serah terima resmi kekuasaan dari orang kuat Ali Abdullah Saleh, Sabtu (25/2).
Hadi berjanji untuk mempertahankan kesatuan negara, kemandirian dan integritas teritorial dalam upacara pengambilan sumpah di parlemen dan disiarkan langsung oleh televisi negara.
Setelah mengambil sumpah, Hadi menjanjikan untuk membuka dialog dengan semua kekuatan politik, memulihkan keamanan di negara miskin itu karena tanpa ada pembangunan ekonomi dan melanjutkan pertempuran melawan Al-Qaida.
Kelompok jihad telah menyita sebagian besar wilayah selatan dan timur Yaman, mengambil keuntungan dari penurunan kontrol pemerintah pusat selama bulan-bulan akibat kekacauan politik yang bermuara kepada upacara Sabtu.
Saleh secara resmi menyerahkan kendali kekuasaan dalam satu upacara di istana presiden, Senin (20/2).
Penyerahan itu akan memberikan tanda pada kesepakatan alih kekuasaan November, di mana Saleh setuju untuk mengundurkan diri dengan imbalan janji kontroversial kekebalan dari penuntutan atas kematian ratusan orang selama 10 bulan protes terhadap pemerintahannya di Sanaa sejak 1978.
Hasil resmi pemilihan presiden Selasa disiarkan Jumat malam di mana nama Hadi adalah satu-satunya dalam surat suara yang memberinya dukungan 99,8 persen suara sah.
Menurut hasil akhir, 6.635.192 pemilih memenuhi syarat dari 10.243.364 pemilih yang memberikan suara mereka - dengan tingkat kehadiran 66 persen - kata komisi pemilihan presiden.
Jumlah pemilih mencapai nasional 60 persen tetapi di bekas Yaman selatan tingkat kehadiran kurang dari 40 persen di sebagian besar provinsi karena tempat-tempat pemungutan suara menghadapi serangan-serangan oleh gerilyawan separatis. Partisipasi pemilih juga di bawah 50 persen di pegunungan di ujungutara di mana gerilyawan Zaidi Syiah menyerukan boikot pemilihan.