REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Tujuh pelatih militer Amerika Serikat (AS) terluka pada Ahad (26/2) ketika sebuah granat dilemparkan ke basis militer AS di Afghanistan utara. Polisi menduga pelemparan granat ini akibat kemarahan warga Afganistan kepada tentara AS dan NATO atas pembakaran salinan Alquran di pangkalan militer Bagram.
"Ketegangan terus terjadi dan sangat tinggi di sini. Saya pikir kita perlu bersikap tenang, kembali ke aktivitas normal, dan kemudian melanjutkan berbagai urusan seperti biasa," kata Duta Besar AS untuk Afganistan, Ryan Crocker dalam sebuah wawancara dari Kabul yang dilansir dalam Reuters, Ahad (26/2).
Meskipun berbagai permintaan maaf telah keluar dari Presiden AS, Barack Obama, tampaknya itu tdak bisa mencegah kerusuhan berkecamuk di seluruh Afganistan. Bahkan menurut laporan polisi Afganistan, kejadian pembakaran Alquran ini telah membuat dukungan warga terhadap Taliban kembali muncul.
Hal itu terlihat ketika pengunjuk rasa mengibarkan bendera Taliban Putih saat unjuk rasa hari keenam pembakaran Alquran digelar di Ibukota Kabul.
Kemarahan warga Afganistan telah ditunjukkan oleh serangan terhadap pasukan NATO dalam beberapa hari terakhir. Satu warga sipil tewas dan 18 terluka, termasuk tiga polisi, dalam kerusuhan di dekat pangkalan NATO di utara provinsi Kunduz, di mana ledakan yang melukai orang Amerika terjadi, daerah kepala polisi Samihullah Qatra kepada wartawan.
NATO membenarkan telah terjadi ledakan di luar satu pangkalan di Afghanistan utara, namun menolak berkomentar mengenai korban dari pihak tentara NATO. Protes telah membunuh 30 orang dan melukai 200, termasuk dua tentara AS yang ditembak mati oleh seorang tentara Afghanistan yang bergabung dengan aksi unjuk rasa di timur negara itu