Senin 27 Feb 2012 21:10 WIB

Abraham Isyaratkan Ada Tersangka Baru dalam Kasus Hambalang

Abraham Samad
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Abraham Samad

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengisyaratkan akan ada tersangka baru pada kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.

"Tunggu sajalah. Saya masih menunggu teman-teman pimpinan KPK. Kita menjaga kekompakan," kata Abraham Samad usai rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi III DPR RI dan pimpinan KPK di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.

Abraham Samad mengatakan hal itu menjawab pertanyaan pers yang menanyakan bagaimana tindaklanjut KPK dalam menyelesaikan beberapa kasus besar, termasuk kasus dugaan korupsi pada proyek Hambalang.

Pers menanyakan, apakah KPK akan menetapkan tersangka baru pada kasus Hambalang dan apakah figur tersebut berlatar belakang politisi. Abraham Samad meminta pers untuk menunggu dan mengikuti perkembangannya.

"Tunggu saja perkembangannya. Saya menunggu teman-teman pimpinan KPK untuk menjaga kekompakan," katanya.

Menurut Abraham, meskipun dirinya ingin segera menyelesaikan kasus-kasus besar yang ditangani KPK tapi dirinya menghormati pimpinan KPK lainnya lain yang lebih sabar dalam menyikapi suatu perkara.

Abraham menyatakan, dirinya memiliki kinerja cepat dalam menyelesaikan suatu perkara, tapi jika pimpinan lainnya lebih sabar ia harus mengimbangi kinerja pimpinan lainnya, karena kepimpinan KPK adalah kolektif kolegial.

"Saya tidak bisa membuat keputusan sendiri, tapi harus diputuskan bersama oleh pimpinan KPK," katanya. Abraham juga menegaskan, meskipun ada perbedaan kinerja dan perbedaan pendapat tapi pimpinan KPK tetap kompak, tidak ada perpecahan.

Menurut dia, perbedaan pendapat itu adalah hal wajar karena pimpinan KPK memiliki latar belakang berbeda. Aktivis antikorupsi asal Sulawesi Selatan itu menilai, munculnya isu keretakan di antara pimpinan KPK adalah upaya untuk meretakkan kekompakan di antara pimpinan KPK.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement