REPUBLIKA.CO.ID, YAMAN -- Ali Abdullah Saleh secara resmi mengundurkan diri, Senin (27/2) sebagai presiden Yaman setelah berkuasa 33 tahun dan menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabuh Mansur Hadi.
"Saya menyerahkan bendera revolusi... ke tangan yang aman," kata Saleh, yang berdiri di samping Hadi, pada acara serah-terima di istana presiden di Sanaa, ibu kota Yaman.
Saleh adalah pemimpin kawakan keempat Arab yang jatuh dalam waktu hanya setahun, setelah para kepala negara di Tunisia, Mesir dan Libya. Presiden baru Yaman itu akan memimpin pemeabdrintah sementara selama dua tahun sesuai dengan perjanjian peralihan yang ditengahi negara-negara Teluk yang ditandatangani Saleh pada November.
Dalam pernyataannya, Hadi memperingatkan bahwa tahun pergolakan politik yang telah melumpuhkan ekonomi dan membuat Yaman tidak aman belum berakhir, dan ia meminta rakyat bekerja sama dengan pemerintah baru untuk membantu mengatasi krisis.
Ia berharap pada akhir masa tugasnya, Yaman telah mencapai tahap peralihan kekuasaan yang damai.
"Saya berharap kita akan bertemu di ruangan ini lagi... untuk mengucapkan salam perpisahan dan menyambut kedatangan pemimpin baru," kata Hadi. "Saya berharap dalam waktu dua tahun, saya akan berdiri di tempat Presiden Ali Abdullah Saleh dan seorang presiden baru berdiri di tempat saya."
Hadi diambil sumpahnya di parlemen pada Sabtu dan dalam pidato pertamanya sebagai pemimpin baru, ia berjanji menumpas Al-Qaida dan memulihkan keamanan di negaranya yang miskin.