REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS---Kondisi Suriah yang makin panas menyulitkan gerakan para wartawan dan warga asing di negeri itu.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, mengumumkan penutupan kedutaan Paris di Damaskus dan duta besar kembali ke tanah air.
Bahkan, jenazah dua wartawan Barat yang tewas di Suriah, wartawan Amerika Serikat Marie Colvin dan fotografer Prancis Remi Ochlik, harus menunggu dulu untuk diambil dari kota terkepung Homs dan dibawa ke ibu kota sehingga akhirnya berhasil diidentifikasi.
Satu konvoi tiga kendaraan, satu mobil dan dua ambulan Bulan Sabit Merah Arab Syria tiba di Rumah Sakit Universitas Assad di Damaskus pada sekitar pukul 18.45 GMT.
Duta Besar Prancis Eric Chevallier dan Dubes Polandia Michal Murkocinski, yang mewakili kepentingan AS menyusul penutupan kedutaan besar Amerika di Suriah, mengidentifikasi dua mayat di rumah sakit tersebut. Langkah itu diperlukan untuk memungkinkan jenazah para wartawan itu dipulangkan.
Colvin, 56 tahun, bekerja untuk surat kabar Inggris Sunday Times dan Ochlik, 28 tahun, berada di Suriah untuk mendirikan kantor berita foto, IP3 Press. Mereka tewas ketika satu pusat pers darurat di Kabupaten Baba Amr, Homs yang dikuasai pemberontak dipukul mundur pada 22 Februari.
Tiga wartawan Barat lainnya terluka dalam serangan itu, termasuk kolega fotografer Inggris Colvin, Paul Conroy dan wartawan Prancis Edith Bouvier dari Le Figaro dan fotografer Prancis William Daniels.
Bouvier dan Daniels diterbangkan ke Paris pada Jumat setelah mereka dievakuasi dari Homs. Sebelumnya, mereka juga telah terperangkap selama berhari-hari di bawah pengeboman rezim.
Conroy berada di rumah sakit di Inggris, di mana ia kembali beberapa hari yang lalu setelah diselundupkan ke Lebanon, Selasa.
Jaksa Paris, Jumat membuka penyelidikan awal pembunuhan yakni menyerang pada pusat media di Baba Amr.
Satu sumber pengadilan mengatakan bahwa salah satu tujuan utama penyelidikan adalah untuk mengumpulkan data yang akan memungkinkan identifikasi formal tubuh Ochlik, sehingga dia bisa kembali ke Prancis.