Sabtu 03 Mar 2012 20:07 WIB

Silakwil ICMI Jatim Hadirkan Sandiaga Uno

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Chairul Akhmad
Sandiaga Uno
Foto: BeritaPanas
Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Silaturahim Kerja Wilayah (Silakwil) Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jawa Timur (Jatim), Sabtu (3/3), digelar untuk semakin mengonkretkan program mencetak 10 ribu saudagar Muslim yang diusung sejak 2010.

Karena itu, ICMI Jatim menghadirkan pengusaha muda Muslim sukses, Sandiaga Uno, guna meng-upgrade pengurus dan menciptakan calon entrepreneur Muslim baru. Sandiaga yang Bendahara ICMI Pusat ini mengupas secara khusus dialog bisnis tentang bagaimana menjadi saudagar Muslim itu merupakan sebuah keniscayaan.

Sebagai tindakan nyata mencetak saudagar, ICMI Jatim sudah membuat gebrakan pada tahun sebelumnya dengan menggandeng Pesantren Sidogiri, Pesantren Tebuireng, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Muhammadiyah Malang.

Ketua ICMI Organisasi Wilayah (Orwil) Jatim, Ismail Nachu, mengatakan pihaknya tidak sekadar bekerjasama, melainkan juga melaksanakan pelatihan bisnis. Untuk menunjang percepatan program, ICMI Jatim juga menggandeng radio serta membuat laman klinik bisnis online di www.saudagarmuslim.co.id. Laman yang menjadi akses informasi program ICMI dan aktivitasnya dapat dibuka di www.icmijatim.org.

“Jadi, pada intinya kita memberi formula dari memberi pelatihannya, konsultasi, mentoring, hingga menjalin kerjasama dengan banyak lembaga dan partner bisnis,” jelas Ismail dalam siaran pers kepada Republika.

Dia mengakui, kalau angka 10 ribu saudagar Muslim, memang target angka yang besar. Tetapi Ismail yakin untuk merealisasikannya dapat dicapai dengan menggandeng banyak lembaga, seperti NU, Muhammadiyah, pesantren, yayasan, dan untuk bergotong royong melakukan penguatan kepada usaha kecil menengah dan mencetak enterpreneur muda Muslim yang tangguh. "Problem besar bukanlah modal, tetapi mindset yang wajib diubah agar banyak orang berani memilih profesi pengusaha," kata pengusaha properti tersebut.

Ismail melanjutkan, kebanyakan orang salah kaprah, ingin jadi pengusaha setelah tua, kepepet, tidak diterima kerja, atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Seharusnya, sejak muda seseorang sudah berani memilih profesi ingin jadi pengusaha dan sungguh-sungguh merencanakannya dalam bentuk bisnis plan. "Ini masalah yang coba kita tangani,” tegas lulusan IAIN Sunan Ampel Surabaya itu.

Dalam Silakwil ini, sekitar 250 pengurus dari berbagai daerah di Jatim yang hadir bertekad berupaya lebih memajukan lagi pergerakan ICMI di daerah melalui program kerja yang telah disiapkan. Tidak hanya saudagar Muslim, tetapi juga program i-masjid, i-klinik dan memaksimalkan program lama yang sudah berjalan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement