REPUBLIKA.CO.ID, Ummu Waraqah termasuk salah seorang penduduk Kota Madinah yang sangat bersyukur dan berbahagia dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW.
Kebahagian itu merasuk ke relung-relung hatinya. Karena kepribadian Rasulullah SAW sudah lama didengar, dan risalahnya telah lama diimani.
Ummu Waraqah tidak hanya pandai membacanya, melainkan juga memahami dan menghafalnya dengan baik. Ia juga turut berjasa menghimpun dan menuliskan ayat-ayat Alquran pada tulang, kulit, pelepah kurma dan lain-lain. Ia berhasil menghimpun ayat-ayat Allah di rumahnya.
Setelah Rasulullah SAW wafat, dan Abu Bakar RA berencana menghimpun Alquran, Ummu Waraqah ditunjuk Khalifah untuk menjadi salah seorang rujukan penting bagi Zaid bin Tsabit sebagai pelaksana proyek. Hingga pada suatu hari, budak laki-laki dan perempuannya yang telah dijanjikan akan dimerdekakan setelah ia wafat ternyata membunuhnya.
Tatkala pagi, Umar bin Khathab berkata, "Demi Allah, aku tidak mendengar suara bacaan Alquran dari bibiku (Ummu Waraqah) semalam." Kemudian Umar memasuki rumahnya, namun tidak melihat suatu apa pun. Kemudian Umar memasuki kamarnya, ternyata Ummu Waraqah telah terbungkus dengan kain di samping rumah (yakni telah wafat).
Umar lalu berkata, "Alangkah benar sabda Rasulullah SAW ketika bersabda, "Marilah pergi bersama kami untuk mengunjungi wanita yang syahid."
Lalu Umar naik mimbar dan menyampaikan berita tersebut lantas berkata, "Hadapkanlah dua budak tersebut kepadaku!"
Maka, datanglah dua orang budak tersebut dan ia menanyai keduanya. Mereka mengakui telah membunuh Ummu Waraqah. Umar Lalu memerintahkan agar kedua orang budak tersebut disalib, dan mereka berdualah orang yang pertama kali disalib di Madinah. Seluruh penduduk Madinah pun berduka atas meninggalnya sang mujahidah.