Jumat 09 Mar 2012 10:38 WIB

Andik Vermansyah, David Beckham, dan Sepatu Rp 25 Ribu

Pesepakbola LA Galaxy David Beckham (kiri) berebut bola dengan pesepakbola Indonesia Selection, Andik Vermansyah (kanan), pada laga persahabatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (30/11) lalu.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pesepakbola LA Galaxy David Beckham (kiri) berebut bola dengan pesepakbola Indonesia Selection, Andik Vermansyah (kanan), pada laga persahabatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (30/11) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdullah Sammy

David Beckham mematung di tengah rumput Gelora Bung Karno. Kedua matanya mendelik tanpa satu fokus pandangan. Apa gerangan di kepala Beckham saat itu hingga membuat legenda hidup Manchester United itu enggan beranjak meninggalkan lapangan di jantung kota Jakarta?

Pertanyaan akhirnya terpecahkan. Suami Victoria Beckham itu menemukan sosok pria bertubuh paling mungil di atas lapangan; hanya sekitar 162 sentimeter.

Dialah pemain yang membuat reputasi terhormat Beckham tercoreng oleh cercaan 30 ribu publik Gelora Bung Karno Jakarta di laga antara LA Galaxy versus Indonesia Selection. Yang dicari Beckham malam itu tidak lain adalah sosok pemuda berusia 20 tahun asli Jember bernama Andik Vermansyah.

 

Begitu kedua matanya berhasil membidik sosok mungil Andik, Beckham spontan merentangkan tangan, pertanda panggilan bagi punggawa timnas Indonesia itu. Tanpa buang waktu, Beckham langsung meminta Andik bertukar kaus.

Pinta pemain yang akrab dipanggil Becks pun dikabulkan Andik. Keduanya saling melepas baju diakhiri pelukan bersahabat. “Saya memang merasa bersalah karena melakukan tekel keras kepadanya (Andik) di pertandingan tadi yang membuat penonton marah. Saya rasa dia memang pemain yang sangat berbakat,” ujar Beckham menjawab pertanyaan Republika terkait momennya dengan Andik di sepanjang pertandingan.

Penggalan pujian untuk Andik langsung direspons oleh pelatih LA Galaxy, Bruce Arena. Pelatih yang sukses membawa timnas Amerika berlaga di Piala Dunia 2002 dan 2006 itu setuju dengan pandangan Beckham. Bahkan dengan sedikit canda, Bruce berujar; “Mungkin kalau kami kehilangan Beckham, kami akan membidik salah satu dari pemain Indonesia ini (terutama nomor 21; Andik),”  ujar Bruce.

Sanjung puji yang meluncur dari dua sosok sepak bola dunia, tidak lantas membuat Andik jumawa. Perawakannya yang sederhana masih ditampilkannya saat dikerubungi penggemar seusai laga lawan LA Galaxy.

Andik yang melangkah pelan dengan tas ransel yang melekat dipunggung, melontarkan sapa sekaligus komentar. “Saya sangat senang bila memang mereka memuji saya. Tapi saya sendiri cuma berambisi tampil baik di laga ini. Kalau akhirnya diajak tuker kaus dan dipuji, ya alhamdulillah,” ujarnya polos.

Bersama dengan rasa syukurnya pada Tuhan, Andik pun melangkah memasuki bus timnas.

                                                                          

                                                                        ****

Langkah gemilang Andik malam itu sejatinya tidak terjadi dalam hitungan hari. Hampir 20 tahun masa hidupnya justru dihabiskan untuk berjuang keras demi merengkuh cita-cita.

Andik sadar, usaha keras harus dia lakukan agar tidak kalah bersaing dengan bocah lain yang lahir dari keluarga lebih mampu. Andik kecil terlahir dari pasangan seorang kuli bangunan bersama Saman dan beribukan Jumiyah, seorang penjahit di Jember.

“Memang dari awal cita-cita saya menjadi pesepakbola. Tapi tidak mudah bila melihat kondisi keluarga saat itu,” kata Andik dalam sebuah perbincangan dengan Republika.

Di awal kariernya, Andik belum memiliki mimpi yang terlalu muluk. Jangankan bermimpi main satu lapangan dengan Beckham, pikiran Andik justru tercurah pada sepasang sepatu sepak bola seharga Rp 25 ribu yang tidak kunjung mampu terbeli. “Ya untuk bisa bermain sepak bola, saya dagang kue keliling kampung untuk mengumpulkan uang buat beli sepatu,” kenang Andik.

Pejuangan Andik akhirnya terwujud. Sepatu berhasil dia beli dari hasil kerja kerasnya berdagang di seputaran Stadion Tambaksari Surabaya. Sepasang sepatu berharga Rp 25 ribu itu yang akhirnya mengantarkan Andik menuju gerbang cita-cita.

                                                                          ***

Dengan sepatu seharga Rp 25 ribu itu Andik menunjukkan performa gemilang dari jenjang SSB di Jember hingga direkrut klub impiannya, Persebaya Surabaya, pada umur 15 tahun. “Di Persebayalah saya mulai berkembang pesat dan akhirnya mampu dikenal oleh banyak orang. Saya pun akhirnya dapat kesempatan bermain untuk timnas,” kata Andik.

Debut Andik bersama timnas mengkilap. Dia berhasil menjadi kunci permainan Indonesia yang pada akhirnya meraih medali perak di ajang Sea Games 2011. “Jujur saya kecewa karena kami kalah di final (dari Malaysia). Tapi saya bertekad untuk segera membalas pencapaian di Sea Games itu dengan membawa timnas meraih juara di masa mendatang,” katanya.

Tekad Andik inilah yang pada kahirnya dia tumpahkan di laga lawan LA Galaxy. Di laga perdananya usai kekalahan di final Sea Games atas Malaysia, pemain kelahiran Jember 23 November 1991 ini tampil memukau dengan mencatat sejumlah peluang ke gawang tim juara Piala MLS.

Selain pujian dari Becks dan Bruce Arena di akhir laga, performa mengkilap Andik pun langsung tersebar ke dunia. Sejumlah klub Eropa menyatakan tertarik merekrut Andik.

 

Tercatat dua klub Portugal, Benfica dan FC Porto menyatakan minat menadatangkan pemain asal Jember itu ke liga utama Portugal. Klub Liga Italia Seria A, Novara juga kepincut pada sosok pria yang telah membukukan tujuh gol dari 17 penampilan bersama Persebaya Surabaya.

Ketertarikan klub mancanegara ini dipandang Rahmad Darmawan sebagai peluang Andik untuk terus mengembangkan karier sepak bolanya. Mantan pembesut Andik di timnas Sea Games ini menilai, ketertarikan sejumlah klub Eropa pada sosok Andik adalah suatu yang wajar mengingat kemampuan yang dimiliki sang pemain.

“Andik harus diakui adalah pemain yang paling berbeda dengan (pemain Indonesia) yang lain. Dia sangat cepat dan kuat kedua kakinya,” puji pria yang akrab dipanggil RD.

RD pun menyarankan Andik untuk mengambil kesempatan bermain di mancanegara sebagai bagian untuk meningkatkan kemampuan bermain sepak bola. “Menurut saya dia pantas untuk bermain di luar negeri. Tapi saya kira sepak bola Amerika akan lebih cocok baginya,”

Terlepas dengan karier masa depan yang sudah menantinya, figur Andik sudah jadi contoh nyata bagaimana cita-cita anak bangsa sulit terbendung sekalipun dihimpit kesulitan hidup. Seorang anak bangsa yang berjuang keras demi sepatu seharga Rp 25 ribu, kini jadi asa Indonesia, dan segera menatap sepak bola dunia…Terus berjuang Andik Vermansyah! 

Klasemen Liga 1 Musim 2024
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
1 Persebaya Surabaya Persebaya Surabaya 11 7 3 1 11 5 24
2 Persib Bandung Persib Bandung 11 6 5 0 19 11 23
3 Pusamania Borneo Pusamania Borneo 11 6 3 2 16 9 21
4 Bali United Bali United 11 6 2 3 16 7 20
5 Persija Persija 11 5 3 3 16 5 18
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement