REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Utusan PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan bertemu dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, Sabtu (10/3). Annan bertemu untuk mendorong adanya genjatan senjata setelah pemberontakan di Suriah yang berlarut.
Stasiun televisi Suriah melaporkan keduanya telah memulai diskusi di istana Presiden Suriah. Sebelum ke Damaskus, Annan bertemu Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov di Kairo. Keduanya berdialog mencari solusi untuk mengakhiri kekerasan di Iran. "(Annan) bermaksud berinteraksi secara aktif dengan Rusia dalam menyelesaikan krisis Suriah," ujar Lavrov.
Annan juga akan bertemu oposisi untuk menyerukan solusi politik. Namun, pihak oposisi menolaknya.
Ban ki-Moon di kantor PBB mengatakan, kedatangan Annan akan menyerukan agar Suriah segera menggalakan genjatan senjata. "Saya mendesak Annan agar dia mendorong genjatan senjata di Suriah segera," ujar Ban seperti dilansir BCC.
Anggota Dewan Nasional Pengasingan Suriah, Melham al-Droubi, menuturkan mendukung setiap inisiatif untuk menghentikan krisis Suriah. "Kami mendukung setiap inisiatif yang bertujuan untuk menghentikan kekerasan. Namun kami menolaknya jika memberikan Bashar lebih banyak waktu untuk tetap berkuasa," ujarnya kepada Reuters.
Al-Droubi juga berharap besar kepada Annan agar dapat meyakinkan Bashar al-Assad untuk menghentikan kekerasan. "Mundur dan buat pemilihan parlemen," tambahnya.
PBB memperkirakan, pasukan keamanan Suriah telah menewaskan lebih dari 7.500 orang. Pihak "teroris" telah membunuh lebih dari 2.000 tentara dan polisi.