Senin 12 Mar 2012 14:36 WIB

Demi Keadilan, Kemenkumham Banding Putusan Remisi Koruptor

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Dewi Mardiani
menkumham amir syamsuddin (tengah)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
menkumham amir syamsuddin (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Hukum dan HAM, Amir Syamsuddin, mengaku usaha banding atas putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta terkait remisi koruptor, dilakukan dengan menghitung kerugian negara dan asas keadilan. "Apa yang jadi alasan saya banding, saya mengambil risiko biarlah citra saya diragukan tapi ada kepentingan besar yang ingin saya lakukan," katanya di hadapan anggota Komisi III DPR, Jakarta, Senin (12/3).

Ia menjelaskan, banding ini penting dilakukan mengingat ada kepentingan yang lebih besar, antara lain, kalau tidak melakukan banding, maka dikhawatirkan akan menimbulkan yurisprudensi.

Ini kontradiksi dengan sikap Amir sebelumnya yang mengatakan tidak akan melakukan banding. Pasalnya, jelas dia, pelaku-pelaku yang diatur dalam PP Nomor 28/2006 tak hanya koruptor. Namun juga teroris, bandar narkoba, dan pelaku kejahatan lain terorganisasi lain.

Ia mengaku tidak ingin memberi semangat kepada pelaku-pelaku teroris dan bandar narkoba dengan membuat putusan itu menjadi yurisprudensi. "Dengan seketika, ini jadi yurisprudensi, tentunya mereka akan memanfaatkan. Karenanya, demi kepentingan yang lebih besar, saya memilih tidak popular, tapi saya melakukan banding untuk pokok perkaranya," tambah dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement