REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menegaskan pihaknya tidak memiliki masalah mengenai organisasi. PSSI tidak mengalami dualisme.
"Selain PSSI tidak ada lagi organisasi yang diakui oleh FIFA dan AFC," ungkap Kepala bidang Kompetisi, Saleh Mukadar, di Kantor PSSI, Senin (12/3).
PSSi tidak membantah ada masalah kompetisi. Untuk itulah PSSI memberi lima solusi dalam pertemuan dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Solusi tersebut adalah mengadakan club license regulation. Dengan hal ini akan jelas klub mana saja yang ikut bertanding.
Solusi kedua, PSSI meminta kedua liga mencopot seluruh atribut dan membuat satu kompetisi yang baru untuk semua klub yang ada. Hal ini akan mengembalikan kompetisi yang sehat antar klub yang ada di Indonesia.
Liga diharapkan diorganisir oleh orang-orang yang profesional. "Namun penyelenggaranya harus diawasi oleh pihak PSSI," lanjut Saleh.
Untuk liga yang tengah berlangsung masih diperbolehkan berkompetisi hingga selesai. Penyelenggaraan liga yang ada masih diizinkan hingga Oktober 2012. Setelah itu dua juara liga diadu untuk melihat mana yang terbaik. Setelah itu barulah diadakan pembangunan kembali kompetisi yang sehat sesuai dengan aturan AFC.
Solusi terakhir, PSSI meminta secara transparan KONI memilih siapa sponsorship paling besar yang dapat menangani liga Indonesia.
Terkait dengan Kongres Luar Biasa, Saleh menyatakan hal tersebut tidak bisa dilakukan jika tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. syarat utama yang diperlukan untuk menyelenggarakan KLB adalah kongres tersebut dilaksanakan oleh PSSI atau lembaga yang ditunjuk PSSI dan disetujui oleh FIFA. "KPSI bukan lembaga yang ditunjuk PSSI," ujarnya. Tanpa syarat ini, KLB ataupun kongres tidak bisa dilaksanakan.
Saleh menambahkan, FIFA telah menyampaikan pernyataan pihaknya tidak akan datang ke KLB yang dilaksanakan KPSI. FIFA juga telah meminta AFC untuk hadir pada Kongres tahunan PSSI yang rencananya akan berlangsung 18 Maret di Palangkaraya.
Dalam kongres tahunan PSSI, salah satu agendannya adalah membicarakan rekonsiliasi dua kompetisi. Sebelumnya PSSI akan memanggil seluruh klub yang ada di Indonesia Super League (ISL) untuk membicarakan mengenai permasalahan yang ada terkait dualisme kompetisi.
Harapan PSSI, klub yang ada di ISL dapat menyatu dengan IPL untuk menciptakan satu kompetisi yang sehat. "Pertemuan itu kami rencanakan Rabu (14/3)." kata Saleh.
Mediasi yang dilakukan KONI antara PSSI dan KPSI dilakukan secara terpisah. KONI pertama-tama mengundang KPSI untuk mendengar solusi dari pihak tersebut, kemudian baru mengundang PSSI kemarin (12/3) untuk hal yang sama.
Setelah mendapatkan solusi dari dua pihak, KONI yang diwakili oleh tim rekonsiliasi akan membuat formulasi baru berdasarkan dua saran yang ada dengan mengambil persamaan dan mengeliminasi perbedaan. "Kami coba cari persamaan antara solusi yang mereka berikan untuk menyelesaikan konflik yang ada," kata anggota tim rekonsiliasi, Sudirman, di Kantor KONI, Senayan.
Rencananya KONI akan memanggil kembali dua pihak untuk bertemu secara langsung dan menyampaikan formulasi yang telah dibuat KONI. Pertemuan itu rencananya akan berlangsung sebelum KLB dilaksanakan, yaitu pada 18 Maret. "Paling lambat dua hari dari sekarang," ungkap Aziz.
KONI percaya pertemuan nanti akan menghasilkan harapan baru untuk sepak bola Indonesia. KONI akan memilih solusi terbaik untuk dua pihak dan tidak memihak antara keduanya. Posisi KONI terhadap masalah ini adalah netral.