Kamis 15 Mar 2012 18:37 WIB

Suu Kyi Berharap Bisa Bepergian keluar Negeri

Aung San Suu Kyi
Foto: AP
Aung San Suu Kyi

REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG - Ikon demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi berharap bisa bepergian ke luar negeri "dalam waktu dekat." Suu Kyi, yang menghabiskan sebagian dari 22 tahun terakhirnya dalam tahanan rumah sampai pembebasannya pada 2010, mengatakan ingin bepergian ke luar Myanmar atau Burma, bahkan jika hanya dalam "hitungan hari, atau bahkan hitungan jam."

"Saya berharap bahwa dalam waktu dekat, memungkinan bagi saya untuk melakukan perjalanan ke luar Burma, dan kemudian saya dapat datang kepada Anda, dan menjadi bagian dari kehidupan kampus Anda, mungkin untuk periode sangat singkat," katanya dalam sebuah pesan video saat dia menerima gelar doktor kehormatan di bidang hukum dari Universitas Hongkong.

Seperti dilaporkan Kantor Berita AFP, meskipun menerima banyak undangan namun Suu Kyi tidak bisa meninggalkan Myanmar sejak 1988, setelah kembali dari Inggris untuk merawat ibunya yang sakit.

Dia menolak meninggalkan Myanmar pada tahun 1999 ketika suaminya, Michael Aris, dalam kondisi kritis karena penyakit kanker di Inggris, karena takut junta militer akan mencegahnya kembali. Junta menolak memberikan visa bagi Aris untuk menemui istrinya sebelum meninggal dunia.

Rezim Myanmar telah memulai serangkaian reformasi mengejutkan sejak beberapa dasawarsa pemerintahan militer berakhir tahun lalu, termasuk membebaskan tahanan politik dan menyambut Suu Kyi kembali ke dalam politik arus utama.

Suu Kyi memimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dan meraih kemenangan telak dalam pemilihan umum tahun 1990 namun junta yang berkuasa menolak untuk menerima hasilnya.

Setelah pemerintah sipil mengambil alih kekuasaan awal tahun lalu, Suu Kyi telah diterima kembali ke dalam arus utama politik dan partainya turut memperebutkan 47 kursi dari 48 yang tersedia di pemilihan umum mendatang.

Pemerintah menyatakan dia bebas untuk melakukan perjalanan tapi banyak dari para pendukungnya masih mengungkapkan kekhawatiran bahwa dia mungkin tidak akan diizinkan untuk kembali.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement