REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan rektor-rektor di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan seorang menteri beberapa waktu lalu disinyalir berhubungan dengan upaya pemerintah untuk meredam aksi demo mahasiswa mengenai rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Menanggapi hal ini, Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha membantah keras.
”Kami menegaskan, isu atau rumor itu sama sekali tidak benar. Ia menegaskan tidak ada sedikit pun niat apalagi tindakan pemerintah seperti itu,” katanya, Senin (19/3).
Beredar kabar, usai pertemuan pada pekan lalu, para rektor ditawari 60 paket travel keluarga untuk berlibur senilai masing-masing Rp300 juta. Untuk rektor dari Jakarta saja, lanjutnya, ada 12 rektor yang menerima paket wisata, yang mayoritas dari kampus swasta.
Dari Jawa Barat ada 12 rektor, enam rektor dari Yogyakarta, enam rektor universitas di Jawa Tengah, dan delapan Rektor dari Jawa Timur. Sisanya, dibagi untuk beberapa provinsi lainnya.
Menurutnya, hal yang disampaikan dalam pertemuan itu adalah cara mencari alternatif dan tidak tergantung kepada harga BBM yang semakin tidak bsia diprediksi dan cenderung meningkat. Akan ada saatnya, universitas di Indonesia bisa mengembangkan atau melakukan inovasi agar bisa menjadi rekanan dalam membuat kendaraan yang hemat bahan bakar.
”Ini yang sedang digagas, jauhkan dari pikiran-pikiran yang tidak jelas seperti itu,” katanya.
Ia mempercayai isu yang dihembuskan itu sengaja dilempar oleh mereka yang tidak pengetahuan yang cukup. ”Kami percaya isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan seperti itu sengaja dikemukakan dan dikeluarkan oleh mereka yang tidak punya pengetahuan yang cukup,” katanya.