Selasa 27 Mar 2012 14:16 WIB

Disebut Partai Pembangkang, Presiden PKS 'Emoh' Buka Suara

Rep: Ahmad Reza Safitri/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaq
Foto: antara
Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaq

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq, mengaku enggan mengomentari pernyataan kader Partai Demokrat (PD) yang menganggap sikap PKS menolak penaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dapat merusak koalisi. Meski dicap sebagai partai pembangkang, PKS keukeuh menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM.

Politisi 50 tahun itu berpendapat, tudingan terhadap sikap PKS terkait penolakan BBM terlontar dari orang yang tidak paham masalah. Selain itu, pernyataan tersebut juga tidak berasal dari orang yang memiliki kapasitas pengambil kebijakan. Karena itu, PKS menganggap hal tersebut tidaklah penting untuk ditanggapi apalagi dikhawatirkan.

“Saya tidak harus mengomentari pernyataan tersebut,” ungkapnya saat ditemui usai acara pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS 2012, di Medan, Selasa (27/3).

Seperti diketahui, sikap PKS yang menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM mendapat apresiasi negatif dari rekan koalisi. Sejumlah kader PD menganggap hal tersebut dapat merusak koalisi. Karena itu, PKS disarankan untuk mundur dari koalisi.

“Pernyataan itu datang dari orang yang tidak paham masalah,” tegas Luthfi.

Sebelumnya, Luthfi menyatakan, PKS siap berjuang bersama rakyat jika pemerintah memaksakan diri untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.

“Kita akan tampil bersama rakyat jika pemerintah tetap menaikkan harga BBM,” kata Luthfi saat ditemui usai acara pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS 2012, di Medan, Sumatra Utara, Selasa (27/3).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement