Selasa 27 Mar 2012 18:55 WIB

Inilah Kronologi Demo Ricuh di Gambir

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Karta Raharja Ucu
Pengunjuk rasa terlibat aksi bentrok dengan aparat kemananan saat berunjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (27/3).
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Pengunjuk rasa terlibat aksi bentrok dengan aparat kemananan saat berunjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (27/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi demonstrasi damai menyuarakan penolakan rakyat terhadao kebijakan pemerintah yang ingin menaikkan harga BBM bersubsidi di dekat Stasiun Kereta Api Gambir berubah menjadi demo brutal. Demo pada mulanya berlangsung di area monumen nasional (Monas) dekat Istana Merdeka tapi menjalar ke dekat Stasiun KA Gambir.

Ketika demo terjadi di arena Monas, massa berbenturan dengan aparat kepolisian. Massa kemudian dibubarkan. Mereka kemudian beralih ke area Stasiun Gambir dari arah Istana Merdeka juga Menteng. "Massa kemudian memadati jalan raya sebelah stasiun tersebut sekitar pukul 14.00 WIB," jelas seorang pedagang kaki lima, Nur, Selasa (27/3).

Pria 50 tahun itu sendiri kaget melihat kerumunan massa pemuda berusia sekitar 20 tahun-an yang bergerombol dan memadati jalan raya. Tidak lama setelah mereka memadati jalan, aparat gabungan dari Personel Sabhara dan Brimob Pelopor mendatangi mereka. Dan bentrokan pun terjadi tak lama setelahnya.

Massa melempari mereka dengan batu. "Kita lawan," jelas seorang Mahasiswa Universitas Pakua, Desta Lesmana (23). Pengunjukrasa pun melempari benda apa saja kearah personel Polri.

Personel Polri kemudian menembakkan gas air mata berkali-kali sebagai upaya melerai pengunjukrasa. Area jalan raya sebelah stasiun ini dipenuhi gas air mata. Massa pun kocar-kacir menghindari gas yang memedihkan alat penglihatan itu.

"Ada lebih dari 20 orang teman-teman kami ditangkap. Semuanya dimasukkan truk," cerita Desta. Di antaranya adalah dua orang teman mereka dari Bogor, Angga Rivaldi dan Sapta Aji dari Universitas Juanda.

Desta dan puluhan teman mahasiswa dari berbagai universitas di Bogor mendatangi Jakarta sejak pagi sekitar pukul 10.00 WIB, Selasa (27/3). Mereka kemudian bergabung dengan mahasiswa lainnya yang berdemonstrasi menuntut SBY Boediono turun dari tahta, karena berani menaikkan harga BBM.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement