REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto menyatakan, kelompok massa yang berunjuk rasa di Gambir, Jakarta Pusat, diduga tidak berniat menyampaikan aspirasi, namun berencana membuat kerusuhan.
"Kita identifikasi mereka (pendemo) menghentikan mobil ambulans yang digunakan mereka, ternyata menyimpan batu sebagai amunisi untuk melempar petugas," kata Rikwanto di Markas Polda Metro Jaya, Selasa malam.
Rikwanto mengatakan, kejadian berawal saat sekelompok massa dari arah Gambir akan bergabung dengan rekannya di depan Istana Negara. Petugas memeriksa barang bawaan sekelompok massa tersebut, namun pendemo menghindar berusaha masuk ke arah kelompoknya.
"Massa semakin banyak dan mereka mulai memprovokasi melempar petugas dengan batu dan belasan bom molotov," ujar Rikwanto.
Kabid Humas Polda Metro Jaya menjelaskan, akhirnya petugas membubarpaksa massa yang sudah memprovokasi dan mengganggu ketertiban masyarakat lain tersebut. Usai membubarpaksa massa, petugas menemukan 20 bom molotov yang belum digunakan, batu berbagai ukuran dan kayu yang diduga milik pendemo.
Kepala Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol. AR Yoyol menyatakan pendemo juga diduga merusak pos polisi lalu lintas di Senen, satu unit mobil atas nama Agus Soleh dan satu unit motor.
Yoyol menduga pengrusak pospol lalu lintas dan dua unit kendaraan tersebut, tidak termasuk 32 orang pendemo yang sudah diamankan petugas kepolisian.
Polda Metro Jaya mencatat jumlah petugas yang luka mencapai 17 orang termasuk satu orang yang menjalani rawat inap, sedangkan dari pihak mahasiswa belum tercatat yang menderita luka.