REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Demo penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), bukan hanya melibatkan wakil wali kota. Di Bali, pasangan calon bupati-wakil Bupati Buleleng, Bali, yakni Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra, juga turut berbaur dalam aksi demo yang digelar ratusan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) setempat.
Khawatir terjadi kerusuhan dan terjadinya tindakan anarkis, aksi damai yang digelar di depan gedung DPRD dan kantor Pemkab Buleleng pun mendapat penjagaan dan pengamanan ekstra ketat personel TNI/Polri. Bahkan, aparat kepolisian juga mengerahkan satu unit mobil meriam air (water canon) di Taman Kota, Jalan Ngurah Rai, Singaraja.
Selain itu, personel TNI/Polri juga disebar ke sejumlah stasiun pompa bahan bakar untuk umum (SPBU) di daerah itu. "Kami juga menyiagakan personel di Mapolres, dan sewaktu-waktu siap digerakkan," kata Kepala Bagian Operasional Polres Buleleng, Kompol Ida Putu Wedanajati, di sela-sela mengamankan unjuk rasa, Rabu (28/3).
Sementara itu, Koordinator aksi unjuk rasa yang juga Ketua DPC PDIP Kabupaten Buleleng, Dewa Nyoman Sukrawan, menyatakan mereka akan habis-habisan menolak kebojakan pemerintah menaikkan harga BBM. Menurut Sukrawan, kebijakan menaikkan harga BBM, sama dengan membebankan pnderitaan kepada rakyat. "Rakyat yang dibebankan. Kami menolak BBM karena membela kpentingan rakyat," katanya.