REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Muamalat berniat memiliki penuh perusahaan pembiayaan, PT Al-Ijarah Indonesia Finance. Untuk menambah porsi kepemilikan, Bank Muamalat akan menyetor tambahan modal Al-Ijarah sekitar Rp 70 miliar tahun ini.
“Kami ingin menambah modal di anak usaha Al-Ijarah, sekarang masih 33 persen. Inginnya bisa jadi 100 persen," ujar Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Muamalat, Andi Buchori.
Modal awal Al-Ijarah sebesar Rp 105 miliar. Modal tersebut disetorkan sama rata dari tiga lembaga keuangan, yakni Bank Muamalat Indonesia, Bank Boubyan Kuwait, dan Alpha Lease and Finance Holding BSC dari Bahrain. Al-Ijarah didirikan pada Desember 2006 dan mulai beroperasi pada Agustus 2007.
Penambahan modal Al-Ijarah tersebut menurut Andi akan dilakukan pada semester satu 2012. “Kami akan ajukan penambahan modal Al-Ijarah itu pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)," ungkapnya.
Selain itu, Bank Muamalat tahun ini berencana menambah pundi modal dengan menerbitkan sukuk subordinasi (subdebt). Penerbitan tersebut ditargetkan bisa menyerap dana Rp 800 miliar. Rencananya, subdebt diterbitkan pada Juni mendatang.
Untuk penerbitan subdebt tersebut, Bank Muamalat telah menunjuk tiga perusahaan sekuritas sebagai underwriter yakni PT Bahana Securities yang ditunjuk menjadi lead underwriter, PT Danareksa, dan PT Indo Premier Securities. Penerbitan tersebut menyasar investor domestik.
Penerbitan sukuk akan dilakukan bertahap dengan total Rp 1, 5 triliun. Nilai subdebt sebesar Rp 700 miliar rencananya diterbitkan pada tahun depan. Dengan penerbitan subdebt tahun ini, diharapkan dapat meningkatkan rasio kecukupan (Capital Adequacy Ratio/CAR) modal Bank Muamalat. Andi menarget CAR dapat ditingkatkan dari 11,56 persen menjadi 13 persen.
Sementara itu, aset Al-Ijarah pada 2011 telah berkembang menjadi Rp 325 miliar. Pembiayaan Al-Ijarah pada Desember 2011 tercatat sebesar Rp 1,1 triliun (unaudited). “Nilai pembiayaan itu melebihi target kami sebesar Rp 750 miliar," ungkap Direktur Pemasaran Al-Ijarah, Efrinal Sinaga.
Pembiayaan Al-Ijarah masih didominasi atau sekitar 95 persen di pembiayaan kendaraan roda empat. Sisanya, tersalurkan ke pembiayaan alat berat atau korporasi.