REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Kekalahan AC Milan atas Barcelona di leg kedua babak perempatfinal Liga Champions melahirkan banyak kontroversi. Banyak pihak menuding, kepemimpinan wasit menjadi biang keladi I Rossoneri tersingkir dari kompetisi paling prestisius di Benua Biru tersebut.
Dalam laga yang digelar di Stadion Camp Nou, Rabu (4/4) dini hari WIB, Milan ditekuk Barca 1-3. Dua gol Barca dicetak mega bintangnya, Lionel Messi dari titik putih. Keputusan wasit Bjorn Kuipers yang menghadiahi El Barca tendangan penalti hingga dua kali itulah yang dipersoalkan banyak pihak, terutama kubu Milan.
Bek legendaris Milan, Alessandro Nesta misalnya. Bek yang sudah satu dekade berkostum Milan itu menilai, keputusan wasit berat sebelah. Meski mengakui dirinya memang menarik kaus Sergio Busquets, namun tindakan itu menurutnya tak layak berujung penalti kedua untuk Barcelona. Sebab, di saat bersamaan, bek Barca Carles Puyol juga melakukan pelanggaran terhadap dirinya.
Tendangan titik putih yang kembali sukses diambil Messi membuat El Barca menutup paruh pertama dengan keunggulan 2-1, sebelum gol Andres Iniesta pascajeda memastikan kemenangan El Blaugrana menjadi 3-1. Kemenangan itu menasbihkan Los Blaugrana meraih tiket semifinal karena di perjumpaan pertama kedua tim bermain imbang tanpa gol.
"Saya sedikit menarik kaus Busquets, tapi saya sedang diblok dari belakang oleh Puyol. Itu juga pelanggaran pada saya. Setidaknya dari apa yang saya lihat di lapangan, wasit sudah meniup peluit sebelum bola (sepak pojok) ditendang," ucap Nesta usai laga kepada Sky Sport Italia.
Mantan palang pintu Timnas Italia itu menyebut, di Italia para wasit memberikan lebih banyak pelanggaran secara umum, sementara di Eropa wasit biasanya memberikan lebih sedikit pelanggaran. "Tapi mereka (wasit) lebih banyak memberikan penalti untuk insiden menarik kaus," sindir bek 36 tahun itu.
"Saya rasa sang wasit sebenarnya bisa memimpin laga dengan jauh lebih baik lagi malam ini," tuntas Nesta yang diganjar kartu kuning dalam laga tersebut.