REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah survei yang dirilis dari Public Religion Research Institute (PRRI), Selasa (3/4), mengungkapkan bahwa 62 persen pemilih Yahudi Amerika Serikat (AS) menginginkan Barack Obama terpilih kembali sebagai Presiden AS. Sedangkan, sisanya sekitar 58 persen menginginkan Mitt Romney terpilih menjadi Presiden.
"Sama sekali tidak ada bukti perubahan yang substansial terhadap pilihan Yahudi AS hingga pemilihan Presiden November mendatang," kata Profesor Ilmu Politik di University of Florida, Kenneth Wald, seperti dilansir dalam Jerusalem Post, Rabu (4/4).
Wald yang ikut berpartisipasi dalam konferensi pers pengumumam survei PRRI itu menyatakan jumlah 62 persen itu sekaligus menunjukkan penurunan pemilih Yahudi pendukung Obama. Pada Pemilu 2008, jumlah pemilih Yahudi pendukung Obama mencapai 78 persen.
Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan 58 persen Yahudi AS setuju dengan kinerja Obama. Sementara, sisanya 34 persen tidak setuju.
"Sudah jelas bahwa orang Yahudi Amerika tidak memiliki antusias yang liar kepada Obama," tambah Wald.
Survei tersebut juga melihat bagaimana reaksi Yahudi AS terhadap pendekatan Obama dalam menyelesaikan konflik Arab-Israel. Dimana 28 persen Yahudi AS tidak setuju dengan kebijakan AS menangani masalah Arab-Israel. Sebanyak 20 persen mengatakan setuju dengan kebijakan AS menangani konflik Arab-Israel.
Sebanyak 15 persen setuju dengan kebijakan tetapi tidak pada implementasinya. Sedangkan, sisanya 36 persen tidak yakin penyelesaian Arab-Israel akan berhasil.
Survei dilakukan kepada 1.004 orang Yahudi AS berusia 18 tahun keatas. Mereka disurvei secara online antara 23 Februari dan 5 Maret. Dari responden Yahudi yang diambil, sekitar 44 persen mengindentifikasi dirinya sebagai hanya beragama Yahudi. Sebanyak 29 persen menganggap dirinya sebagai Yahudi taat. Dan, hanya 4 persen responden yang menganggap dirinya Yahudi Ortodoks.