REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mabes Polri ungkapkan beberapa kerugian yang diakibatkan oleh aksi unjuk rasa anarkis penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak yang terjadi beberapa waktu lalu di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution menuturkan aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia tidak hanya menimbulkan korban luka-luka, tetapi juga kerugian akibat pengrusakan yang dilakukan oleh para pendemo.
"Unjuk rasa kemarin ada beberapa tempat umum yang dirusak antara lain gedung sebanyak empat unit kantor lima unit, toko dua unit, kendaraan roda enam tujuh unit, roda empat satu unit, pagar dari DPR dua unit, dan motor 1 unit," ujar Irjen Pol Saud Usman Nasution saat jumpa pers di Mabes Polri, Kamis (05/04).
Sedangkan fasilitas polri yg dirusak menurut Irjen Pol Saud Usman Nasution yaitu polsek satu unit, pospol sebanyak 13 unit yang tersebar di beberapa wilayah khususnya di Jakarta, Makasar, Medan, dan ditempat lain. Serta kendaraan roda empat ada sebanyak lima unit, dan roda dua sebanyak satu unit.
Dia juga menuturkan untuk korban luka akibat unjuk rasa dari masyarakat ada 39 orang, mahasiswa 55 orang, Satpol PP sembilan orang, lalu anggota polri sendiri sebanyak 56 orang.
"Jadi anggota kita cukup banyak yang menderita luka akibat tindakan anarkkis dari pada massa," paparnya. Tapi hingga saat ini ia mengaku belum mengetahui secara pasti berapa jumlah nominal kerugian dari semua kerusakan akibat ulah pengunjuk rasa anarkis tersebut.
Saud Usman juga menuturkan tahun ini pihak kepolisian telah merubah pola pengamanan unjuk rasa yaitu dengan cara persuasif dan dialogis, sehingga pihak kepolisian menghindari tindakan yang bersifat represif. Sehingga pada tahun ini menurut dia pihak kepolisian mengurangi terjadinya bentrokan terhadap pengunjuk rasa.