REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Presiden Boediono mengharapkan agar masjid dijaga jangan sampai jatuh ke tangan pihak tidak bertanggung jawab dengan menyebarkan gagasan tidak Islami seperti radikalisme serta fanatisme sektarian.
"Agar dijaga agar tidak untuk menyebarkan permusuhan terhadap agama dan kepercayaan orang lain, dan anjuran provokatif yang berujung pada tindak kekerasan dan terorisme," kata Wapres Boediono saat membuka Seminar Internasional Dakwah dan Pendidikan Islam di Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta, Kamis. Hadir dalam acara itu Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo serta Rektor Universitas Al Azhar Indonesia Zuhal M.
Dikatakan Wapres, Islam adalah agama yang sangat toleran karena mengajarkan kepada masyarakat bahwa jalan terbaik adalah jalan tengah, bukan ekstrem kiri atau kanan. Boediono menyayangkan karena perilaku sejumlah sangat kecil Muslim atau yang mengaku Muslim, di sebagian dunia saat ini telah muncul apa yang disebut sebagai "Islamophobia", ketakutan atau antipati terhadap Islam.
"Ini tentu sangat merugikan Islam sendiri," kata Wapres.
Boediono mengatakan, adalah tugas Yayasan Al-Azhar dan tugas semua pihak untuk meluruskan kekeliruan ini dengan mencegah kelompok-kelompok ekstremis yang ingin membajak Islam.
"Kita semua wajib menyebarkan ke seluruh pelosok dunia tentang kebenaran hakiki yang terkandung dalam wahyu Ilahi kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dan bagi yayasan-yayasan pendidikan Islam untuk menghasilkan lulusan siswa yang cerdas, sekaligus mencerminkan akhlak Islam yang mulia," katanya.
Dari berbagai sumber, kata Wapres, diperkirakan jumlah masjid dan mushalla di seluruh Indonesia saat ini mendekati 800.000 buah.