Rabu 11 Apr 2012 05:34 WIB

Saham Global Bergejolak, Minyak Dunia Merosot

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), mencerminkan pasar saham global karena para pedagang cemas atas melemahnya data ekonomi di China dan Amerika Serikat.

Minyak juga tertekan, di tengah bangkit kembalinya kekhawatiran atas krisis utang zona euro. Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei, merosot 1,44 dolar AS menjadi ditutup pada 101,02 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei jatuh 2,79 dolar AS menjadi 119,88 dolar AS per barel di London.

"Minyak mentah jatuh di bawah tekanan aksi jual di pasar yang lebih luas di tengah kekhawatiran baru pertumbuhan (dan) melemahnya angka impor dari China, termasuk sedikit perlambatan untuk pengiriman minyak mentah pada Maret," kata analis VTB Capital, Andrey Kryuchenkov.

Minyak juga terpukul oleh "data pembayaran gaji non pertanian AS yang mengecewakan dan kekhawatiran terhadap Cina dan zona euro," tambahnya.

Pasar juga terhempas oleh kekhawatiran atas meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah zona euro, yang mencerminkan keprihatinan mendalam atas krisis utang yang sedang berlangsung di kawasan itu.

Departemen Tenaga Kerja AS, Jumat, melaporkan bahwa ekonomi Amerika hanya menciptakan 120 ribu pekerjaan pada Maret, jauh di bawah perkiraan sebesar 200 ribu pekerjaan.

"Data penggajian non-pertanian AS yang lemah pada Jumat, juga telah menekan harga, karena menimbulkan keraguan atas kekuatan dari pemulihan AS," tambah analis David Morrison dari grup perdagangan GFT.

Angka perdagangan Cina yang bervariasi pada Selasa meningkatkan kekhawatiran tentang ekonomi nomor dua dunia, yang juga merupakan konsumen energi terbesar.

Cina mengatakan, pihaknya mencatat surplus perdagangan sebesar 5,35 miliar dolar AS untuk Maret, membalikkan defisit perdagangan 31,4 miliar dolar AS untuk Februari.

Namun, pihaknya juga mengatakan ekspor naik relatif lemah 8,9 persen, sementara impor naik hanya 5,3 persen, menunjukkan konsumsi domestik di negara 1,3 miliar orang itu lesu.

Harga minyak naik secara singkat dalam transaksi di Asia pada awal perdagangan Selasa, didukung kekhawatiran tentang kemungkinan gangguan terhadap pasokan Timur Tengah, kata para analis.

Produsen minyak mentah utama Iran pada Senin menegaskan, pihaknya akan mengadakan pembicaraan dengan kekuatan dunia di Istanbul pada Sabtu tentang program nuklir kontroversial Teheran.

Iran terakhir mengadakan pembicaraan dengan kekuatan yang disebut P5+1 - Inggris, Cina, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat ditambah Jerman - pada Januari 2011 tetapi dengan tanpa hasil.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement