REPUBLIKA.CO.ID, -- Gempa Sumatra pada Rabu (11/4) membuat warga Sumatra bagian utara dan sekitarnya panik. Teuku Syahrijal (29) karyawan swasta, warga Lhoksumawe, Aceh Utara mengaku was-was dengan peringatan tsunami dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG). "Kami masih menunggu kabar selanjutnya tentang tsunami dari BMKG," ujar Rijal kepada ROL, Rabu (11/4).
Rijal juga menjelaskan, bahwa sesaat setelah gempa, semua aktivitas warga Lhoksumawe berhenti dan mereka memilih pulang. "Kami sekarang berusaha mencari tempat tinggi untuk menghindari tsunami," ujar Rijal.
Senada dengan Rijal, Adi Khamson (26) warga Bengkulu yang berada tiga kilometer dari bibir pantai panjang dan tapak padri ini mengaku resah dengan suara sirine yang berbunyi. "Sesaat setelah gempa warga mendengar sirine peringatan tsunami," ujar Adi.
Sirine Tsunami ini membuat warga di wilayah Pagar Dewa, Kecamatan Slebar, kota Bengkulu ketakutan. "Yang bikin kami ketakutan adalah sirinenya, karena kalau gempa kami sudah biasa," ujar Adi.
Sebelum gempa terjadi, Adi menjelaskan bahwa cuaca diwilayahnya sangat panas dan kemudian mendadak mendung baru kemudian terjadi gempa. Ia juga menjelaskan orang yang berada di pesisir saat ini terus merasa khawatir dengan adanya peringatan tsunami. Ia memohon kepada pemerintah untuk segera mengkonfirmasi kepada masyarakat kejelasan tsunami ini.